Beranda Palembang 14 KK Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Kebakaran di Seberang Ulu I Palembang

14 KK Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Kebakaran di Seberang Ulu I Palembang

15
0
Petugas bersama warga berjibaku memadamkan api di kawasan padat penduduk RT 31 RW 09, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Sebanyak 14 KK kehilangan rumah akibat kebakaran ini.

Palembang, cimutnews.co.id – Malam penuh duka menyelimuti warga RT 31 RW 09, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Selasa (24/9/2025). Sebanyak 14 kepala keluarga (KK) dengan total 40 jiwa terpaksa kehilangan tempat tinggal setelah kobaran api melahap rumah-rumah mereka.

Kebakaran yang terjadi menjelang malam itu membuat warga panik dan berhamburan menyelamatkan diri. Meski api dengan cepat membesar, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, seluruh harta benda nyaris tak tersisa, menyisakan kepedihan mendalam bagi para korban.

14 KK Kehilangan Rumah, Puluhan Jiwa Terdampak

Data sementara yang dihimpun pemerintah kecamatan mencatat ada 14 KK terdampak langsung dengan jumlah total 40 jiwa. Dari angka tersebut, terdapat 4 orang lanjut usia (lansia) serta 14 anak sekolah yang kini harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan rumah. Anak-anak yang masih bersekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMA/SMK, terancam kesulitan melanjutkan aktivitas belajar karena seluruh perlengkapan mereka ikut terbakar.

“Alhamdulillah, dalam musibah ini tidak ada korban jiwa. Namun seluruh korban membutuhkan bantuan darurat karena kehilangan tempat tinggal,” ujar Camat Seberang Ulu I, Hijrun, saat ditemui di lokasi kejadian.

Ia menegaskan bahwa pemerintah kecamatan bersama aparat dan relawan telah bergerak cepat untuk melakukan evakuasi serta mendirikan posko darurat bagi warga terdampak.

Suasana Panik dan Evakuasi Warga

Kebakaran yang terjadi pada malam hari membuat warga sekitar berhamburan keluar rumah. Dengan peralatan seadanya, masyarakat berusaha memadamkan api sebelum akhirnya tim pemadam kebakaran tiba di lokasi.

“Kami semua panik. Api cepat sekali membesar karena sebagian rumah masih berbahan kayu. Kami hanya bisa menyelamatkan diri, tidak sempat menyelamatkan barang-barang,” kata Siti Aminah (38), salah satu korban yang rumahnya hangus terbakar.

Warga yang berhasil selamat segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sebagian mengungsi di rumah kerabat, sementara sebagian lainnya ditempatkan di fasilitas darurat yang disediakan pemerintah kecamatan.

Gotong Royong Pemadaman dan Pendataan

Sesaat setelah kejadian, aparat kepolisian, TNI, serta tim pemadam kebakaran bersama masyarakat sekitar berjibaku memadamkan api. Upaya itu berlangsung hingga larut malam. Setelah api berhasil dikendalikan, petugas bersama aparat kelurahan melakukan pendataan terhadap jumlah korban dan kerugian material.

“Kami langsung berkoordinasi dengan pihak BPBD, Dinas Sosial, dan PMI untuk penanganan lanjutan. Saat ini yang utama adalah memastikan kebutuhan dasar korban terpenuhi,” tambah Camat Hijrun.

Bantuan Darurat Dibutuhkan Segera

Musibah kebakaran ini menyisakan pekerjaan besar bagi pemerintah daerah. Sebagian besar korban kini hanya memiliki pakaian yang melekat di badan. Mereka sangat membutuhkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, pakaian layak, perlengkapan sekolah, hingga obat-obatan untuk lansia dan anak-anak.

Relawan dari berbagai organisasi sosial juga mulai bergerak menggalang bantuan. Posko sementara dibuka di sekitar lokasi kebakaran agar distribusi bantuan lebih terkoordinasi.

“Yang paling kami butuhkan sekarang tempat tinggal sementara dan seragam sekolah untuk anak-anak. Kami berharap pemerintah cepat membantu,” kata Budi Santoso (45), salah satu korban lainnya.

Peringatan Penting Soal Kewaspadaan

Peristiwa kebakaran ini menambah daftar panjang musibah serupa yang kerap terjadi di kawasan padat penduduk Palembang. Faktor kepadatan rumah, instalasi listrik yang tidak layak, serta penggunaan kompor gas sering disebut sebagai pemicu kebakaran.

Pemerintah daerah mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. “Kami minta warga lebih berhati-hati, terutama terkait instalasi listrik dan penggunaan kompor. Musibah seperti ini bisa terjadi kapan saja jika kita lalai,” tegas Camat Hijrun.

Harapan untuk Pemulihan

Meski kehilangan tempat tinggal, para korban masih menyimpan harapan besar agar pemerintah segera hadir memberikan solusi. Banyak di antara mereka adalah pekerja harian dan buruh kecil yang tidak memiliki kemampuan finansial untuk membangun rumah kembali dalam waktu singkat.

Masyarakat sekitar juga menunjukkan solidaritas tinggi. Sejak malam kejadian, banyak warga yang tidak terdampak langsung ikut memberikan makanan, pakaian, serta tempat tinggal sementara.

Kebersamaan ini menjadi bukti bahwa di tengah musibah, nilai gotong royong masih hidup kuat di masyarakat Palembang.

Musibah kebakaran di RT 31 RW 09, Seberang Ulu I, menjadi peringatan sekaligus pengingat bahwa pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana di lingkungan padat penduduk. Kehadiran pemerintah dan kepedulian masyarakat menjadi kunci utama agar para korban bisa bangkit kembali.

Semoga musibah ini tidak hanya menjadi duka, tetapi juga pelajaran berharga untuk memperkuat solidaritas sosial, memperbaiki sistem keamanan lingkungan, dan memastikan setiap warga merasa terlindungi. (Poerba)