Beranda Penukal Abab Lematang Ilir DLH PALI Dorong Ekonomi Hijau Lewat Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik

DLH PALI Dorong Ekonomi Hijau Lewat Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik

4
0
Peserta pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik di Bank Sampah PALI Talang Kemang antusias mengikuti sesi praktik langsung pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomis. (Sholihin/cimutnews.co.id)

PALI, cimutnews.co.id – Upaya menciptakan lingkungan bersih dan berkelanjutan terus digalakkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Salah satu langkah nyata dilakukan melalui pelatihan intensif pengelolaan sampah organik dan anorganik, yang digelar di Bank Sampah PALI Talang Kemang, Kelurahan Talang Ubi Selatan, Kecamatan Talang Ubi, Rabu (29/10/2025).

Pelatihan ini menjadi bagian dari program strategis Pemkab PALI untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab sekaligus mengubah limbah menjadi peluang ekonomi baru.

Meningkatkan Kesadaran dan Nilai Ekonomi Sampah

Menurut hasil pemantauan CimutNews.co.id, kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai pihak yang berperan penting dalam pengelolaan sampah tingkat kecamatan, mulai dari para camat se-Kabupaten PALI hingga pengurus Bank Sampah dari berbagai wilayah.

Dalam sambutannya, Asisten II Setda PALI, Rizal Pahlevi, AP., M.Si., yang membuka acara secara resmi, menegaskan komitmen Pemkab PALI untuk terus memperkuat sistem pengelolaan sampah terintegrasi. Pemerintah daerah, katanya, memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk menyediakan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di setiap kecamatan.

“Pemerintah wajib menyediakan sarana TPS3R agar masyarakat bisa lebih sadar terhadap pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan. Namun lebih dari itu, pengelolaan sampah juga bisa memberikan nilai tambah ekonomi jika dikelola dengan kreatif dan benar,” ujar Rizal Pahlevi dalam wawancara bersama CimutNews.co.id.

Sampah Organik dan Anorganik: Dari Masalah Jadi Manfaat

Pelatihan ini membahas dua kategori utama pengelolaan sampah. Berdasarkan penjelasan dari tim DLH, peserta dilatih untuk memahami perbedaan mendasar serta metode pengolahan yang tepat antara sampah organik dan anorganik.

  1. Sampah Organik – Sampah yang mudah terurai seperti sisa makanan, daun, dan bahan alami lainnya. Dalam pelatihan, peserta diajarkan cara mengolah sampah organik menjadi pakan ternak, pupuk kompos, serta bahan dasar biogas sederhana.

Pendekatan ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah rumah tangga sekaligus membuka potensi ekonomi masyarakat pedesaan.

  1. Sampah Anorganik – Meliputi plastik, logam, kaca, dan bahan non-biologis lainnya. DLH memberikan pelatihan tentang cara mengolah dan mendaur ulang sampah anorganik menjadi produk bernilai jual, seperti tas daur ulang, kerajinan tangan, hingga bahan bangunan sederhana dari limbah plastik.

“Pelatihan ini bukan sekadar mengajarkan teori, tapi langsung praktik di lapangan. Kami ingin masyarakat mampu melihat sampah sebagai sumber daya, bukan sekadar limbah,” ungkap salah satu pemateri dari DLH PALI.

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat

Menurut pantauan di lokasi, kegiatan berlangsung interaktif dengan demonstrasi langsung cara pemilahan, pengolahan, hingga pemasaran produk daur ulang. Sejumlah pengurus Bank Sampah juga mempresentasikan praktik baik dari wilayah masing-masing, termasuk sistem insentif bagi warga yang aktif menabung sampah.

Kepala DLH Kabupaten PALI, melalui staf teknis yang turut hadir, menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi, camat, dan masyarakat dalam mendukung visi “PALI Bersih dan Berdaya Guna”.

“DLH tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan peran aktif masyarakat untuk menjadikan sampah sebagai sumber ekonomi baru,” jelasnya.

Ia menambahkan, Bank Sampah berfungsi bukan hanya sebagai tempat pengumpulan, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan lingkungan, di mana masyarakat bisa belajar mengelola sampah secara mandiri dan produktif.

Mendorong Ekonomi Sirkular di PALI

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten PALI berharap dapat mendorong konsep ekonomi sirkular — yaitu sistem ekonomi yang menekankan pemanfaatan kembali sumber daya melalui proses daur ulang. Konsep ini dinilai sejalan dengan komitmen nasional dalam pengurangan sampah plastik dan penguatan ekonomi hijau.

“Sampah bisa menjadi peluang ekonomi yang berkelanjutan. Melalui pelatihan ini, kami ingin masyarakat menyadari bahwa menjaga kebersihan bukan sekadar kewajiban, tapi juga investasi masa depan,” tambah Rizal Pahlevi.

Pelatihan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat peran Bank Sampah di setiap kecamatan. DLH PALI berencana mengadakan pelatihan lanjutan pada awal tahun 2026 untuk memperluas jangkauan ke tingkat desa.

CimutNews.co.id Akan Terus Memantau Implementasi Program

Sebagai bagian dari komitmen terhadap isu lingkungan, CimutNews.co.id akan terus melakukan pemantauan dan pelaporan terhadap implementasi hasil pelatihan di lapangan, termasuk efektivitas Bank Sampah dalam mengurangi volume sampah di wilayah PALI.

Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh praktik baik bagi daerah lain di Sumatera Selatan dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berdaya ekonomi. (Sholihin)