
Jakarta, cimutnews.co.id — Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong pemulihan dan transformasi ekonomi nasional melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga 30 Juni 2025, realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp131,84 triliun, atau setara 45,86% dari target tahunan sebesar Rp287,5 triliun, dengan menjangkau 2,28 juta debitur di seluruh Indonesia.
Capaian ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan KUR bagi UMKM, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Kamis (11/7/2025).
“Ini membuktikan bahwa KUR tetap relevan dan berdampak nyata dalam meningkatkan produktivitas serta daya saing UMKM,” ujar Airlangga.
Capaian Semester I 2025:
- Realisasi KUR: Rp131,84 triliun
- Target Tahunan: Rp287,5 triliun (indikatif)
- Jumlah Debitur: 2,28 juta
- NPL (Non Performing Loan): 2,38% (lebih rendah dari NPL UMKM umum: 4,36%)
- Penyaluran ke Sektor Produksi: 60% dari total
Terobosan 1: KUR Sektor Tebu untuk Dukung Swasembada Gula 2028
Untuk menjawab tantangan peremajaan tanaman tebu rakyat dalam rangka program swasembada gula konsumsi tahun 2028, pemerintah memperkenalkan skema KUR Tebu, dengan fitur:
- Relaksasi akses bagi petani meski sudah pernah menerima kredit komersial
- Validasi oleh mitra off-taker untuk percepatan proses
- Tanpa agunan tambahan, cukup dengan usaha produktif
- Skema avalis off-taker, memperkuat kepastian dan keamanan kredit
“Langkah ini bukan hanya menyelamatkan tebu rakyat, tapi juga menjaga ketahanan pangan nasional,” tegas Airlangga.
Terobosan 2: KUR Sektor Perumahan untuk Developer Kecil & UMKM
Untuk mendukung Program Tiga Juta Rumah, cakupan KUR diperluas ke sektor perumahan rakyat melalui dua jalur:
a. Sisi Supply (penyedia rumah):
- Sasaran: Developer kecil, kontraktor, dan pedagang bahan bangunan skala UMKM
- Plafon kredit: Hingga Rp5 miliar
- Bunga: Subsidi 5% tetap per tahun
b. Sisi Demand (pembeli rumah/renovasi):
- Sasaran: Pelaku UMKM untuk membeli/renovasi rumah sebagai basis usaha
- Plafon: Hingga Rp500 juta
- Bunga: 6%–9% per tahun (berjenjang)
- Tenor: Maksimal 5 tahun
Dampak ekonomi sektor perumahan:
- Setiap Rp1 investasi menghasilkan Rp1,74 output ekonomi
- Potensi serapan tenaga kerja: 13,8 juta orang/tahun
Peningkatan Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM
Capaian inklusi selama Semester I 2025:
- 1 juta pelaku usaha menerima KUR untuk pertama kali
- 500 ribu UMKM naik kelas (graduasi)
- 1,87 juta calon debitur diunggah oleh pemerintah daerah
- 1,27 juta calon debitur dikonversi menjadi debitur aktif
Provinsi dengan konversi terbaik:
- Maluku Utara
- Yogyakarta
- Sulawesi Selatan
Perluasan Program Kredit: Alsintan & Industri Padat Karya
a. Kredit Alsintan (alat dan mesin pertanian):
- Disalurkan oleh 15 bank penyalur
- Mempermudah akses petani modern
- Mendukung mekanisasi pertanian nasional
b. Kredit Industri Padat Karya (KIPK):
- Sedang dalam tahap regulasi
- Ditujukan untuk sektor industri padat karya skala UMKM
Tambahan Anggaran Jumbo untuk Perkuat Momentum
Untuk menjaga laju penyaluran dan subsidi:
- Plafon KUR tambahan: Rp117 triliun
- Anggaran subsidi bunga tambahan: Rp1,2 triliun
- Total subsidi bunga KUR 2025: Rp38,28 triliun
KUR: Pilar Ekonomi Kerakyatan
Skema KUR terbukti memberikan manfaat nyata bagi berbagai kalangan—dari petani tebu yang membutuhkan replanting, tukang bangunan yang ingin naik kelas, hingga UMKM pemula yang baru mengakses permodalan. Program ini bukan hanya soal pinjaman, melainkan instrumen pembangunan ekonomi inklusif.
“KUR itu bukan hanya memberi ikan, tapi juga kail dan mengajarkan cara memancing. Kita sedang membangun pilar ekonomi kerakyatan menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Menko Airlangga Hartarto.
—
Laporan: Redaksi Cimutnews
Editor: Rani Hidayat
cimutnews.co.id – Menyuarakan Arah Pembangunan untuk Semua