Beranda Utama Program Desa EMAS Didorong Jadi Model Nasional Penguatan Ekonomi Perdesaan

Program Desa EMAS Didorong Jadi Model Nasional Penguatan Ekonomi Perdesaan

37
0
Program Desa EMAS Didorong Jadi Model Nasional Penguatan Ekonomi Perdesaan Dalam upaya memperkuat ekonomi perdesaan

JAKARTA, cimutnews.co.id — Program Desa EMAS Didorong Jadi Model Nasional Penguatan Ekonomi Perdesaan Dalam upaya memperkuat ekonomi perdesaan sekaligus menciptakan kemandirian masyarakat yang berkelanjutan, Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK) bersama Yayasan Indonesia Setara dan sejumlah pemerintah daerah resmi meluncurkan program strategis bertajuk Desa EMAS atau Desa Ekonomi Maju dan Sejahtera. Program ini mengusung pendekatan One Village One Product (OVOP) yang berfokus pada pengembangan produk unggulan khas desa berbasis potensi lokal.

Program Desa EMAS dirancang sebagai wadah percepatan hilirisasi produk desa serta pembentukan wirausaha lokal yang inovatif, berdaya saing, dan tangguh. Pada tahun 2025 ini, program telah memasuki angkatan kedua dengan fokus pelaksanaan di dua wilayah prioritas, yakni Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah—dua daerah yang memiliki angka kemiskinan dan pengangguran cukup tinggi.

Berdasarkan data terbaru, Kabupaten Karawang mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 8,04% atau sekitar 100.000 orang, dengan tingkat kemiskinan mencapai 7,86%. Sementara itu, Kabupaten Magelang memiliki angka kemiskinan lebih tinggi, yakni 10,83% atau sekitar 143.800 jiwa. Situasi ini menjadikan kedua wilayah tersebut sebagai target intervensi pembangunan ekonomi berbasis desa.

Karawang dikenal sebagai lumbung padi nasional dan kaya akan hasil hortikultura seperti buah dan sayur, sementara Magelang unggul dalam komoditas pertanian dan perkebunan, seperti kopi, kentang, kesemek, tomat, dan singkong. Sayangnya, mayoritas komoditas tersebut selama ini hanya dipasarkan dalam bentuk mentah, tanpa nilai tambah, yang menyebabkan kerugian bagi petani, khususnya saat panen raya.

Melalui Desa EMAS, masyarakat desa mendapatkan pelatihan komprehensif mulai dari manajemen usaha, pemasaran, branding, penyusunan rencana bisnis, literasi keuangan, hingga digitalisasi pemasaran. Salah satu aspek unggulan dari program ini adalah dukungan teknologi hilirisasi, hasil kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Sebanyak 20 kelompok usaha desa mendapatkan pelatihan langsung dari peneliti BRIN untuk mengolah hasil kebun mereka menjadi produk bernilai tinggi. Di antaranya, daun kopi diolah menjadi teh herbal, buah kesemek menjadi selai dan permen jelly, tomat diolah menjadi sirup dan kurma tomat, bawang dijadikan pasta, hingga limbah kopi dimanfaatkan menjadi pupuk dan bahan kosmetik.

Pendiri Yayasan Indonesia Setara yang juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) desa sebagai kunci utama kemandirian ekonomi nasional.

“Kita harus terus mendorong peningkatan kapasitas SDM di desa-desa, karena dari sanalah akar kekuatan ekonomi bangsa berawal. Melalui hilirisasi produk berbasis potensi lokal, saya yakin desa-desa kita bisa menjadi pusat kemandirian ekonomi yang tangguh, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” ujar Sandiaga dalam pernyataan tertulis, Kamis (17/7/2025).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan INOTEK, Ivi Anggraeni, menyampaikan harapannya agar peserta pelatihan dapat menjadi agen perubahan dan memperluas dampak program ke komunitas desa lainnya.

“Kami harap peserta bisa menjadi agen perubahan dan membagikan ilmu kepada kelompok lain agar tercipta jejaring kewirausahaan desa yang kuat dan terus berkembang,” ujarnya.

Dengan pendekatan inovatif, kolaboratif, dan berbasis keunggulan lokal, Desa EMAS diharapkan menjadi model penguatan ekonomi desa yang dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia, guna mewujudkan desa mandiri, sejahtera, dan berdaya saing di tengah tantangan zaman. (*)