Beranda OKI Mandira Pemkab OKI Genjot Pembangunan 198 Km Jalan di 2025: Terpanjang dalam Lima...

Pemkab OKI Genjot Pembangunan 198 Km Jalan di 2025: Terpanjang dalam Lima Tahun Terakhir

13
0
Bupati Ogan Komering Ilir H. Muchendi Mahzareki bersama Wakil Bupati Supriyanto saat menghadiri Rapat Paripurna HUT ke-80 Kabupaten OKI di Kayuagung, Jumat (11/10/2025).

Kayuagung, cimutnews.co.id — Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mencatat capaian besar di sektor infrastruktur pada tahun 2025. Di bawah kepemimpinan Bupati H. Muchendi Mahzareki dan Wakil Bupati H. Supriyanto, S.H., Pemkab OKI berhasil merealisasikan pembangunan dan perbaikan jalan sepanjang 198,2 kilometer, menjadikannya proyek jalan terpanjang dalam lima tahun terakhir.

Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah untuk mempercepat konektivitas antarwilayah serta membuka akses ekonomi bagi masyarakat di pelosok desa.

“Percepatan kami lakukan di bidang jalan dan jembatan,” kata Muchendi dalam pidatonya pada Rapat Paripurna HUT ke-80 Kabupaten OKI, Jumat (11/10/2025), di Gedung DPRD OKI, Kayuagung.

Pembangunan Jalan Terbesar dalam Lima Tahun

Pembangunan dan perbaikan infrastruktur tersebut dilakukan melalui tiga skema pembiayaan utama.

  1. Melalui Bantuan Keuangan Bersifat Khusus (Bangub) dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Pemkab OKI melakukan perbaikan 74 ruas jalan sepanjang 163 kilometer dan 3 jembatan dengan total panjang 182 meter.
  2. Dari APBD Kabupaten OKI, dilakukan perbaikan 17 ruas jalan sepanjang 25,8 kilometer serta 5 jembatan dengan panjang 29 meter.
  3. Melalui program Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah, dilakukan peningkatan 1 ruas jalan sepanjang 10 kilometer.

Secara total, pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur jalan mencapai 198,2 kilometer, yang tersebar di berbagai kecamatan. Fokus utama diarahkan pada jalan-jalan poros penghubung desa, kecamatan, hingga ibu kota kabupaten.

Tantangan Besar: Hanya 23,86 Persen Jalan dalam Kondisi Baik

Meski capaian tersebut membanggakan, Bupati Muchendi tidak menutup mata terhadap tantangan besar yang masih dihadapi. Dari 1.467 kilometer jalan yang menjadi tanggung jawab Pemkab OKI, hanya 23,86 persen yang kini dalam kondisi baik. Sementara itu, 66,22 persen sisanya masih tergolong rusak berat.

“Kami berterima kasih atas dukungan Gubernur Sumsel. Tapi kami juga memohon agar bantuan ini terus berkelanjutan. Wilayah kami luas, anggaran kami terbatas,” ujar Muchendi.

Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar memperbaiki jalan, tetapi merupakan upaya membangun konektivitas ekonomi, sosial, dan pelayanan publik agar masyarakat di pelosok tidak tertinggal.

Dukungan Pusat dan Provinsi Diharapkan Berkelanjutan

Dalam kesempatan itu, Muchendi juga mengajak para wakil rakyat di tingkat provinsi dan nasional untuk ikut mengawal serta memperjuangkan aspirasi masyarakat OKI di bidang infrastruktur dasar.

“Pembangunan ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh daerah. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat agar pemerataan pembangunan bisa benar-benar dirasakan,” tegasnya.

Dukungan lintas sektor menjadi penting karena kondisi geografis OKI yang luas dan memiliki banyak kawasan rawa, sehingga biaya pembangunan infrastruktur jauh lebih besar dibandingkan daerah lain.

Herman Deru: OKI Wilayah Spesial dengan Tantangan Rumit

Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru mengakui bahwa Kabupaten OKI termasuk daerah dengan tingkat kerumitan tertinggi dalam pembangunan infrastruktur.

“OKI ini spesial. Wilayahnya luas, tanggung jawabnya besar,” ujar Deru dalam sambutannya.
“Sebagai Gubernur, saya merasa perlu memberi perhatian lebih. Apalagi Bupatinya punya semangat besar dan terbuka membangun daerah.”

Deru menjelaskan, dukungan provinsi terhadap pembangunan 163 kilometer jalan di OKI tahun ini merupakan bentuk nyata komitmen untuk memperkuat konektivitas antarwilayah dan mendukung aktivitas ekonomi masyarakat.

Namun, ia juga menyinggung tantangan lain yang turut memperlambat proses pembangunan, terutama terkait status ribuan kilometer jalan eks transmigrasi.

“Di Sumsel ada sekitar 4.000 kilometer jalan eks transmigrasi. Jalan-jalan ini belum jelas statusnya antar unit, antar blok, hingga satuan pemukiman. Terbanyak justru ada di OKI. Itu yang menyulitkan kami untuk melakukan intervensi,” jelas Deru.

Infrastruktur Kuat, Ekonomi Rakyat Tumbuh

Pembangunan infrastruktur di OKI bukan hanya soal jalan mulus, tetapi tentang menyatukan wilayah dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa. Jalan yang baik memudahkan petani membawa hasil bumi ke pasar, mempersingkat waktu tempuh warga ke pusat layanan publik, serta mempercepat distribusi logistik antarwilayah.

Langkah progresif Pemkab OKI di bawah kepemimpinan Muchendi dan Supriyanto menunjukkan komitmen bahwa pembangunan harus berpihak kepada rakyat, terutama di daerah pelosok yang selama ini kurang tersentuh.

“Pembangunan infrastruktur adalah pondasi utama untuk memajukan ekonomi rakyat. Kami akan terus berupaya agar jalan dan jembatan di OKI semakin baik dari tahun ke tahun,” tutup Muchendi optimis. (Asep)