Beranda Investigasi Warga Balai Raja Geruduk PT KOJO: Tuntut Transparansi dan Prioritas Tenaga Kerja...

Warga Balai Raja Geruduk PT KOJO: Tuntut Transparansi dan Prioritas Tenaga Kerja Lokal

12
0
Massa aksi dari Karang Taruna Kelurahan Balai Raja berorasi di depan gerbang Komplek PT KOJO, Kamis pagi (16/10/2025). Mereka menuntut prioritas kerja bagi warga lokal dan transparansi dalam rekrutmen karyawan. (Foto: Dokumentasi Warga/CimutNews.co.id)

Bengkalis, CimutNews.co.id — Puluhan warga Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis pagi (16/10/2025), menggelar aksi unjuk rasa di depan Komplek PT KOJO Balai Raja. Mereka menuntut keadilan dan transparansi dalam proses rekrutmen tenaga kerja di tiga perusahaan besar yang beroperasi di kawasan tersebut, yakni Schlumberger, Halliburton, dan Unisat.

Aksi yang dipimpin langsung oleh Ketua Karang Taruna Kelurahan Balai Raja, Rio, itu diikuti puluhan pemuda dan warga setempat. Mereka menilai perusahaan-perusahaan di Komplek PT KOJO tidak memberikan peluang kerja yang adil bagi masyarakat lokal.

Tuntutan Warga: Hentikan Rekrutmen dari Luar Daerah dan Bersihkan Praktik Percaloan

Dalam orasinya, massa menyampaikan empat tuntutan utama. Pertama, menghentikan rekrutmen tenaga kerja dari luar daerah. Kedua, memberantas praktik percaloan yang diduga marak terjadi dalam proses penerimaan karyawan. Ketiga, memprioritaskan tenaga kerja lokal dari Balai Raja dan sekitarnya. Dan keempat, menuntut perusahaan untuk memenuhi seluruh hak-hak normatif pekerja.

“Kalau tidak ada tanggapan, kami akan datang lagi dengan jumlah massa yang lebih besar,” tegas Rio, yang juga menjadi koordinator lapangan aksi.

Menurutnya, banyak warga lokal yang sudah lama menganggur meski memiliki kemampuan dan kualifikasi kerja memadai. Sebaliknya, pelamar dari luar daerah justru lebih mudah diterima bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut.

Dugaan Surat Domisili Palsu dan Pungli dalam Rekrutmen

Lebih lanjut, Rio mengungkapkan adanya dugaan praktik kecurangan dalam proses seleksi tenaga kerja.
“Banyak warga dari luar kelurahan kita yang bisa masuk dengan mudah, bahkan diduga dibuatkan surat domisili palsu seolah-olah warga sini. Kalau rekrutmennya transparan, hal seperti ini tidak akan terjadi. Akibatnya, warga lokal makin tersingkir,” ujar Rio dengan nada kecewa.

Ia juga mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk turun tangan mengusut dugaan pungutan liar (pungli) dalam proses rekrutmen tersebut.
“Kalau terus dibiarkan, anak-anak muda di kampung kami akan terus jadi pengangguran. Padahal perusahaan ini berdiri dan berusaha di wilayah kami sendiri,” tambahnya.

Aksi Berlangsung Damai, Aparat Amankan Lokasi

Pantauan di lapangan, aksi unjuk rasa berlangsung tertib dan damai. Massa membawa spanduk dan poster berisi tuntutan agar perusahaan lebih berpihak kepada masyarakat lokal. Petugas gabungan dari TNI dan Polri tampak berjaga di lokasi untuk memastikan situasi tetap kondusif.

Hingga berita ini diterbitkan, massa aksi masih bertahan di depan Komplek PT KOJO, menunggu tanggapan resmi dari pihak perusahaan. Beberapa perwakilan warga dikabarkan tengah berupaya membuka dialog dengan manajemen perusahaan untuk mencari solusi atas persoalan tersebut.

Isu Tenaga Kerja Lokal Jadi Sorotan di Industri Migas Bengkalis

Aksi warga Balai Raja menambah panjang daftar persoalan tenaga kerja lokal di wilayah industri Kabupaten Bengkalis. Selama beberapa tahun terakhir, isu serupa kerap muncul di kawasan perusahaan-perusahaan migas dan energi yang beroperasi di Riau.
Masyarakat menilai, investasi besar di daerah seharusnya juga membawa manfaat nyata bagi warga sekitar, terutama dalam bentuk kesempatan kerja dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Warga berharap aksi kali ini bisa menjadi momentum bagi perusahaan dan pemerintah untuk memperbaiki sistem rekrutmen tenaga kerja secara transparan dan berkeadilan. (timred/CN)