Beranda Palembang Wahyu Sanjaya Dorong Penguatan Perlindungan Konsumen dari Ancaman Penipuan Digital di Sektor...

Wahyu Sanjaya Dorong Penguatan Perlindungan Konsumen dari Ancaman Penipuan Digital di Sektor Keuangan

6
0
. Wahyu Sanjaya, SE, MBA, Anggota Komisi XI DPR RI, saat memberikan sambutan dalam Forum BSOJK di Palembang.(24/10/2025) foto:poerba/cimunewst.co.id)

Palembang, cimutnews.co.id —Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat kini membawa dua sisi mata uang bagi sektor jasa keuangan. Di satu sisi, kemudahan transaksi dan akses layanan meningkat pesat, namun di sisi lain, ancaman penipuan digital (scamming) juga makin marak terjadi. Menanggapi hal ini, Anggota Komisi XI DPR RI Dapil Sumatera Selatan II, H. Wahyu Sanjaya, SE, MBA, menegaskan pentingnya memperkuat perlindungan konsumen dan literasi keuangan digital di tengah derasnya arus transformasi ekonomi berbasis teknologi.

Pernyataan itu disampaikan Wahyu saat menghadiri Forum Badan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan (BSOJK) yang berlangsung di Palembang, Kamis (24/10/2025). Forum tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan sektor keuangan, mulai dari bank pemerintah, bank swasta, hingga lembaga keuangan daerah seperti Himbara, Perbanas, Perbarindo, dan BPD.

Sinergi Cegah Kejahatan Finansial Digital

Dalam sambutannya, Wahyu menyoroti meningkatnya modus kejahatan finansial berbasis digital, seperti penipuan investasi, phising, hingga pencurian data pribadi, yang semakin menyasar masyarakat umum. Menurutnya, maraknya kasus ini menjadi sinyal penting bahwa ekosistem keuangan digital masih rentan, terutama di daerah yang tingkat literasi keuangannya masih rendah.

“Kita tidak bisa menutup mata terhadap maraknya kejahatan keuangan digital. Perlindungan terhadap konsumen harus menjadi prioritas utama, baik melalui edukasi maupun pengawasan yang ketat terhadap platform digital,” tegas Wahyu Sanjaya.

Ia juga menambahkan bahwa peran regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga keuangan, dan pelaku industri digital harus berjalan beriringan dalam mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terjebak oleh penipuan yang mengatasnamakan lembaga resmi.

Edukasi dan Literasi Jadi Kunci

Kegiatan forum BSOJK terbagi menjadi dua sesi utama.
Pada sesi pertama (08.30–13.00 WIB), tema yang diangkat adalah “Peranan Pelaku Usaha Jasa Keuangan dalam Edukasi dan Literasi Keuangan serta Pelindungan Konsumen.”
Sesi ini menghadirkan berbagai pembicara dari lembaga keuangan nasional yang memaparkan strategi memperkuat pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan modern.

Diskusi berlangsung interaktif, di mana para peserta — termasuk perwakilan bank daerah dan pelaku usaha keuangan mikro — saling bertukar pandangan mengenai tantangan edukasi finansial di lapangan.

Kemudian, sesi kedua (13.00–16.00 WIB) membahas tema “Tantangan dan Peluang Sektor Jasa Keuangan.”
Fokus pembahasan meliputi inovasi digital, inklusi keuangan nasional, hingga strategi menjaga kepercayaan publik di tengah derasnya arus disrupsi teknologi. Para narasumber sepakat bahwa kemajuan digital harus dibarengi dengan peningkatan keamanan siber dan sistem perlindungan konsumen yang adaptif terhadap perubahan zaman.

Dorongan Konkret untuk Aksi Bersama

Wahyu menegaskan bahwa edukasi keuangan bukan sekadar tanggung jawab regulator, melainkan gerakan bersama seluruh pemangku kepentingan. Ia mendorong agar bank dan lembaga keuangan aktif melakukan kampanye literasi digital yang mudah diakses masyarakat, seperti melalui media sosial, seminar, hingga edukasi lapangan.

“Edukasi dan literasi keuangan harus menjadi gerakan bersama. Masyarakat yang paham risiko akan lebih terlindungi dari kejahatan finansial digital,” tutupnya.

Selain itu, ia menilai pentingnya peningkatan pengawasan terhadap platform digital, termasuk fintech dan pinjaman online (pinjol), agar operasionalnya benar-benar sesuai regulasi dan tidak merugikan masyarakat.

Dengan langkah kolektif antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat, Wahyu optimistis Indonesia dapat menciptakan ekosistem keuangan yang aman, transparan, dan terpercaya, sejalan dengan upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Forum BSOJK di Palembang menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas serta keamanan sektor jasa keuangan. Di tengah derasnya transformasi digital, perlindungan konsumen dan literasi keuangan menjadi benteng utama menghadapi ancaman penipuan online yang semakin canggih.

Dengan dorongan dari para pemangku kebijakan seperti Wahyu Sanjaya, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kehati-hatian dalam bertransaksi keuangan digital semakin meningkat, sehingga ekosistem keuangan nasional dapat tumbuh sehat, inklusif, dan berdaya saing tinggi. (poerba)