Beranda Ogan Komering Ilir DKP OKI Dorong Budaya Literasi Lewat Bimtek Resensi Buku: Lahirkan Penulis Muda...

DKP OKI Dorong Budaya Literasi Lewat Bimtek Resensi Buku: Lahirkan Penulis Muda Kreatif dari Kayuagung

82
0
Foto bersama peserta, panitia, dan narasumber usai kegiatan Bimtek Resensi Buku DKP OKI

Kayuagung, Cimutnews.co.id – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kembali menunjukkan komitmennya dalam menumbuhkan budaya literasi di kalangan pelajar. Melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Resensi Buku yang berlangsung pada 23–24 Oktober 2025, DKP OKI mengajak para pelajar untuk mengenal lebih dalam dunia tulis-menulis dan menumbuhkan minat baca yang produktif.

Kegiatan yang mengusung tema “Pengembangan Kekhasan Koleksi Perpustakaan Daerah” ini diikuti oleh 50 pelajar terbaik yang telah lolos seleksi tahap pertama — terdiri dari 20 peserta tingkat SMP dan 30 peserta tingkat SMA se-Kabupaten OKI.

Literasi sebagai Pilar Cerdas dan Kreatif

Kepala DKP OKI, Mauliddini, S.K.M., M.Si., membuka kegiatan Bimtek Kepenulisan Resensi Buku di Aula Perpustakaan Daerah OKI.

Dalam sambutannya, Kepala DKP OKI, Mauliddini, S.K.M., M.Si., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat budaya literasi di tengah generasi muda.

“Bentuk komitmen kami adalah menanamkan budaya literasi, khususnya literasi baca dan tulis. Kemampuan ini penting untuk diasah secara terus-menerus, agar generasi muda tumbuh cerdas dan kreatif,” ujarnya.

Ia berharap, dari kegiatan ini akan lahir penulis-penulis muda kreatif di OKI — baik yang menekuni bidang puisi, cerpen, maupun karya tulis ilmiah lainnya.

Mengasah Keterampilan Menulis Resensi Buku

Hj. Srimiati, S.Sos., menyampaikan laporan kegiatan pengembangan kekhasan koleksi perpustakaan daerah

Dalam laporan kegiatan, Hj. Srimiati, S.Sos., selaku Kepala Bidang Pengolahan, Layanan, dan Pelestarian Bahan Perpustakaan, menjelaskan bahwa Bimtek ini bertujuan meningkatkan kegemaran membaca, potensi menulis, serta kreativitas pelajar di Kabupaten OKI.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan semangat menulis di kalangan pelajar sekaligus memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat literasi daerah,” kata Srimiati.

Materi dan Pemateri: Dari Teori ke Praktik

Dra. Nurfianti, M.Pd., dari SMAN 3 Kayuagung memberikan materi tentang teknik menulis resensi buku

Sesi pertama diisi oleh Dra. Nurfianti, M.Pd. dari SMAN 3 Kayuagung, yang membawakan materi bertajuk “Teknik Menulis Resensi Buku”. Dalam paparannya, Nurfianti menjelaskan bahwa resensi bukan sekadar ringkasan, tetapi ulasan mendalam terhadap suatu karya yang memuat identitas buku, sinopsis, kelebihan dan kekurangan, serta pandangan pribadi penulis ulasan.

Menurutnya, menulis resensi bermanfaat untuk:

  1. Memberikan gambaran umum tentang sebuah karya.
  2. Membantu calon pembaca menentukan pilihan bacaan.
  3. Melatih kemampuan berpikir kritis dan menulis.
  4. Membantu penulis dan penerbit mengevaluasi karya.

Ia juga menjabarkan langkah-langkah praktis dalam menulis resensi, mulai dari memilih buku yang tepat, membaca secara cermat, mencatat data penting, hingga menyusun ulasan secara objektif dan menarik.

“Hampir semua jenis buku bisa diresensi, baik fiksi seperti novel dan cerpen, maupun nonfiksi seperti biografi dan buku pelajaran,” tambahnya.

Membangun Analisis dan Apresiasi Buku

Evi Febriastuti, S.Pd., M.Pd., menjelaskan manfaat dan langkah-langkah membuat resensi secara objektif

Pemateri kedua, Evi Febriastuti, S.Pd., M.Pd., melengkapi sesi pelatihan dengan pembahasan mendalam mengenai “Pengertian dan Manfaat Resensi Buku”. Ia menegaskan bahwa resensi merupakan bentuk apresiasi terhadap karya tulis sekaligus latihan berpikir analitis.

“Dengan menulis resensi, kita bukan hanya memahami isi buku, tetapi juga belajar memberikan penilaian yang objektif dan membangun. Ini membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis,” jelas Evi.

Ia mendorong peserta untuk memilih buku yang sesuai minat dan memiliki nilai sastra atau ilmiah tinggi. Menurutnya, kegiatan resensi juga bermanfaat bagi pengarang, karena dapat menjadi bahan evaluasi untuk karya selanjutnya.

Ahmad Bermawi, S.Pd., M.Pd., pembahasan menarik bertema “Pembuatan Resensi: Bentuk Tulisan dan Bahan Buku Bacaan.”

Pemateri ketiga dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan dan Resensi Buku Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ahmad Bermawi, S.Pd., M.Pd., tampil dengan pembahasan menarik bertema “Pembuatan Resensi: Bentuk Tulisan dan Bahan Buku Bacaan.”

Dalam paparannya, Ahmad Bermawi menegaskan bahwa membuat tulisan dan buku bacaan yang baik tidak bisa dilakukan secara instan. Ada sejumlah tahapan penting yang perlu diperhatikan agar hasil akhir karya benar-benar berkualitas, informatif, dan enak dibaca.

“Pembuatan bentuk tulisan dan bahan buku bacaan melibatkan beberapa tahap. Setiap tahap punya peran penting dalam menentukan nilai dan daya tarik buku,” jelas Ahmad Bermawi di hadapan para peserta Bimtek.

Menurutnya, tahap pertama dalam proses ini adalah penulisan, yakni menulis konten yang menarik, informatif, serta sesuai dengan target pembaca. Dalam dunia literasi, kekuatan tulisan menjadi fondasi utama yang menentukan apakah sebuah karya bisa menyentuh hati pembaca atau tidak.

Selanjutnya, tahap kedua adalah desain. Di sini, penulis dan tim kreatif mulai menata tata letak (layout), memilih jenis huruf (font), serta menentukan ilustrasi yang sesuai dengan karakter buku. “Desain yang baik bukan hanya membuat buku tampak indah, tetapi juga membantu pembaca memahami isi dengan lebih nyaman,” tambahnya.

Tahap ketiga adalah pemilihan bahan. Dalam proses ini, kualitas kertas dan bahan lain menjadi aspek penting. Ahmad menjelaskan bahwa bahan yang umum digunakan antara lain kertas HVS, art paper, dan beberapa jenis kertas khusus lainnya. Masing-masing memiliki karakteristik berbeda — mulai dari ketebalan, warna, hingga tekstur — yang bisa memberikan kesan visual tertentu pada pembaca.

“Pemilihan bahan yang tepat dapat memengaruhi kualitas sekaligus kesan buku. Buku yang dicetak dengan bahan bagus tentu terasa lebih profesional dan berharga,” katanya.

Tahap keempat adalah pencetakan (printing). Teknologi cetak yang digunakan sangat menentukan hasil akhir buku, baik dari segi ketajaman warna, keawetan, maupun efisiensi biaya. Ahmad menekankan bahwa dalam era modern ini, banyak percetakan yang sudah menggunakan sistem digital untuk memastikan hasil lebih presisi dan cepat.

Setelah proses cetak selesai, buku memasuki tahap terakhir, yaitu pengikatan. Pada tahap ini, naskah yang sudah dicetak akan dirangkai dan dijilid dengan metode tertentu — bisa menggunakan lem panas, jahit, atau kombinasi keduanya. Pengikatan yang baik tidak hanya membuat buku lebih awet, tetapi juga menambah nilai estetika.

Menurut Ahmad Bermawi, seluruh tahapan tersebut saling terhubung dan tidak bisa diabaikan satu sama lain. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama tim dalam dunia penerbitan buku — mulai dari penulis, editor, desainer, hingga percetakan — agar hasil akhir sesuai harapan.

“Buku yang bagus lahir dari kolaborasi. Bukan hanya penulis yang bekerja, tetapi juga banyak pihak yang berperan di balik layar,” ujar Ahmad.

Melalui materi ini, Ahmad Bermawi berharap para peserta Bimtek semakin memahami bahwa pembuatan buku bukan sekadar menulis, melainkan juga mengelola aspek visual, material, dan teknis produksi. Ia juga mendorong agar peserta berani menuangkan ide dan pengalaman mereka ke dalam bentuk tulisan yang bermanfaat bagi pembaca luas.

Kegiatan Bimtek Penulisan dan Resensi Buku ini sendiri menjadi ajang penting bagi para pendidik, pegiat literasi, dan penulis di Kabupaten OKI untuk memperkuat kemampuan literasi dan meningkatkan produktivitas karya. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang tahapan kreatif pembuatan buku, diharapkan muncul penulis-penulis baru yang mampu menghadirkan bacaan bermutu dan inspiratif bagi masyarakat.

Antusias peserta bitek Pengembangan Kekhasan Koleksi Perpustakaan Daerah”

Menyiapkan Generasi Literat OKI

Kegiatan Bimtek ini tidak hanya menjadi wadah pelatihan, tetapi juga ruang inspirasi bagi pelajar untuk melangkah lebih jauh di dunia literasi. Dari sini diharapkan tumbuh generasi yang melek baca, pandai menulis, dan berani berpendapat.

Melalui program seperti ini, DKP OKI berupaya mewujudkan visi besar menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai daerah yang unggul dalam budaya literasi dan pengembangan sumber daya manusia berbasis ilmu pengetahuan.

“Kami yakin, melalui literasi, anak-anak OKI bisa menjadi generasi yang berdaya saing tinggi dan siap menghadapi tantangan masa depan,” tutup Mauliddini.

(Asep)