Beranda OKI Mandira DKP OKI Gelar Bintek Literasi Informasi: Dorong Masyarakat Melek Digital dan Cerdas...

DKP OKI Gelar Bintek Literasi Informasi: Dorong Masyarakat Melek Digital dan Cerdas Memilah Informasi

50
0
BERBAGI
“OKI GAS, Makin Maju, Makin Melaju!”

Cimutnews.co.id, Kayuagung (12/06/2025) — Dalam menghadapi derasnya arus informasi digital, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengambil langkah strategis dengan menggelar Bimbingan Teknis (Bintek) Literasi Informasi. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 12–13 Juni 2025 di Aula Kantor DKP OKI ini, menyasar para pustakawan, guru, dan pegiat literasi dari seluruh penjuru OKI.

Kepala DKP OKI, Mauliddini, S.K.M., M.Si, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam penguatan budaya literasi berbasis digital. Dalam sambutannya, Mauliddini menekankan pentingnya literasi informasi di tengah gempuran teknologi dan banjir data.

Dibuka langsung oleh Kepala DKP OKI, Mauliddini, S.K.M., M.Si, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam penguatan budaya literasi berbasis digital. Dalam sambutannya, Mauliddini menekankan pentingnya literasi informasi di tengah gempuran teknologi dan banjir data.

“Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, masyarakat kita perlu dibekali keterampilan memilah dan menggunakan informasi secara bijak. Bahkan sekecil apa pun informasi, harus bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan benar,” ungkapnya, menutup pernyataan dengan slogan optimistis, “OKI GAS, Makin Maju, Makin Melaju!”

Hj. Indahwati, S.Pd., MM, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca dan selaku panitia pelaksana

Menurut Hj. Indahwati, S.Pd., MM, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca dan selaku panitia pelaksana, kegiatan Bintek ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam mencari, mengevaluasi, menggunakan, dan menginformasikan informasi secara efektif dan efisien. “Kami ingin para peserta dapat memahami bagaimana mengidentifikasi kebutuhan informasi, mencari informasi dari berbagai sumber yang relevan, mengevaluasi kebenarannya, menggunakan secara tepat, dan mengkomunikasikan dengan cara yang efektif,” ujar Indahwati.

narasumber dalam kegiatan ini, Hidayati Ami, S.Kom., M.Kom, dosen Politeknik Universitas Sriwijaya, membawakan materi tentang literasi informasi

Salah satu narasumber dalam kegiatan ini, Hidayati Ami, S.Kom., M.Kom, dosen Politeknik Universitas Sriwijaya, membawakan materi tentang literasi informasi. Ia menekankan bahwa literasi digital kini menjadi kebutuhan mendasar bagi semua kalangan. “Antusias peserta luar biasa. Ini menunjukkan bahwa teknologi sudah menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kalau dulu teknologi hanya untuk kalangan tertentu, sekarang anak SD sampai dosen pun sudah main TikTok. Kita harus bisa memanfaatkan ini untuk tujuan edukatif,” jelasnya.

Hidayati juga berharap agar Bintek ini tidak hanya berhenti pada aspek teoritis, melainkan bisa dilanjutkan ke ranah praktik dan implementasi nyata. “Ke depan, semoga perpustakaan bisa menjadi pusat literasi yang menghasilkan media literasi kreatif dan aplikatif bagi masyarakat,” tambahnya.

Dalam paparannya, Hidayati Ami, S.Kom., M.Kom. menekankan pentingnya penguasaan literasi informasi sebagai bekal utama menghadapi banjir informasi di era digital. Ia menjelaskan bahwa literasi informasi tidak hanya sekadar kemampuan mencari data, tetapi mencakup empat komponen penting: mengenali kebutuhan informasi, mencari informasi secara efektif, mengevaluasi sumber informasi, serta menggunakan dan menyampaikan informasi secara etis.

Hidayati menguraikan bahwa proses awal dalam literasi informasi dimulai dari mengenali kebutuhan informasi, yakni dengan menetapkan tujuan, merumuskan pertanyaan kunci, dan menentukan jenis serta sumber informasi yang dibutuhkan. Tahapan ini penting agar pencarian informasi lebih terarah dan efisien.

Selanjutnya, ia menjelaskan strategi mencari informasi secara efektif, antara lain dengan menggunakan kata kunci yang tepat, memilih sumber yang kredibel seperti jurnal ilmiah, perpustakaan digital, atau website resmi, serta memanfaatkan database kampus.

Tahap ketiga, yaitu mengevaluasi sumber informasi, dianggap krusial untuk menangkal hoaks dan informasi menyesatkan. Hidayati menekankan bahwa mahasiswa maupun masyarakat umum harus kritis dalam menilai akurasi, relevansi, dan kredibilitas informasi, terlebih yang bersumber dari internet.

Komponen terakhir adalah menggunakan dan menyampaikan informasi secara etis, yang menurutnya tidak bisa diabaikan. Ia mengingatkan bahwa etika informasi sangat penting untuk mencegah plagiarisme, menjaga integritas akademik, serta menghargai hak cipta.

Dalam implementasinya, Hidayati mencontohkan bahwa literasi informasi tidak hanya diterapkan di dunia pendidikan, tetapi juga di perpustakaan, tempat kerja, kehidupan sehari-hari, bahkan dalam bidang penelitian dan pengembangan. Ia menggarisbawahi bahwa kemampuan ini sangat relevan bagi mahasiswa, pustakawan, karyawan, peneliti, hingga masyarakat umum untuk mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab.

“Di tengah derasnya arus informasi, kemampuan untuk memilah dan menggunakan informasi dengan benar adalah bagian dari literasi masa kini yang wajib dimiliki oleh setiap individu,” pungkasnya.

Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom Kepala Bidang Layanan e-Government DISKOMINFO, menyoroti pentingnya sintesis dan diseminasi informasi di era digital.

Narasumber lainnya dari Dinas Komunikasi dan Informatika OKI,  Noviandy Shariff, M.Kom Kepala Bidang Layanan e-Government DISKOMINFO, menyoroti pentingnya sintesis dan diseminasi informasi di era digital. “Materi yang disampaikan sangat relevan dengan tantangan informasi saat ini. Sintesis dan diseminasi adalah proses penting agar kita bisa mengolah informasi dari berbagai sumber, membandingkan, dan menyampaikan kepada audiens yang tepat secara akurat,” terangnya.

Ia juga menambahkan bahwa pelatihan ini sebaiknya diperluas cakupannya tidak hanya untuk guru atau pustakawan, tetapi juga menyasar siswa, masyarakat umum, kelompok pemuda, dan organisasi kemasyarakatan lainnya. “Dengan begitu, dampak literasi informasi bisa terasa lebih luas dan menjadi bagian dari budaya masyarakat OKI secara menyeluruh,” pungkasnya.

Kegiatan Bintek ini menjadi salah satu langkah strategis DKP OKI dalam memperkuat pondasi literasi digital dan keterampilan informasi di daerah. Diharapkan, kegiatan serupa terus berlanjut untuk menjawab tantangan zaman dan memperkuat daya saing masyarakat Ogan Komering Ilir di tengah era informasi yang terus berkembang pesat.

Dalam paparannya, narasumber Muttaqin menegaskan bahwa informasi yang baik bukan hanya dilihat dari jumlahnya, tetapi juga dari cara pengolahan dan penyebarannya. Menurutnya, sintesis dan diseminasi informasi merupakan dua proses penting yang tidak hanya membantu membentuk pemahaman yang utuh, tetapi juga memastikan bahwa pemahaman tersebut menjangkau khalayak yang membutuhkan.

Informasi yang baik bukan hanya tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi juga bagaimana kita mengolah dan membagikannya,” ujar Muttaqin.

Ia menjelaskan bahwa sintesis informasi adalah proses menggabungkan data dari berbagai sumber untuk membentuk pemahaman baru yang lebih mendalam. Proses ini meliputi pengumpulan, analisis, dan pengorganisasian informasi agar menghasilkan kesimpulan yang utuh dan relevan. Sintesis, katanya, menjadi sangat penting ketika kita dihadapkan pada beragam perspektif dan data yang berlimpah.

Sementara itu, diseminasi informasi merupakan proses menyebarluaskan informasi kepada publik guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran. Proses ini tidak hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga mencakup strategi dalam memilih media, format, waktu, dan cara interaksi yang tepat agar informasi dapat diterima dan dipahami dengan baik.

Muttaqin juga menyoroti beragam media diseminasi informasi yang dapat dimanfaatkan, mulai dari media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok yang mampu menyebarkan informasi secara cepat, hingga blog dan website untuk konten yang lebih mendalam. Tak ketinggalan, infografik, video, dan podcast disebut sebagai sarana menarik dan informatif, sementara aplikasi dan webinar dinilai efektif untuk penyampaian interaktif secara langsung.

Mengakhiri paparannya, Muttaqin menegaskan bahwa diseminasi dan sintesis informasi adalah keterampilan penting di era digital. Dengan memahami dan menerapkan kedua proses ini, individu dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih terinformasi, kritis, dan mampu membuat keputusan secara bijak

Peserta Bintek yang diselenggarakan oleh DKP OKI

Menurut salah  satu peserta Evi Sepriyanti kepala Sekolah SMPN I Teluk Gelam, setelah mengikuti kegiatan bintek ini kami banyak mendapatkan informasi dimana kita bisa membuka cakrawala berpikir sehingga kami nantinya akan menularkan ilmunya kepada teman-teman dan harapan kami kepada DKP ini semoga nanti kedepan bisa lebih sukses lagi dan bisa mengajak kami untuk megikuti kegiatan lagi yang lebih bermanfaat terutama dilingkungan tempat kami berkerja.

Penulis : Kang Asep

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here