
Kairo, cimutnews.co.id – Di tengah teriknya siang Kairo, iring-iringan kendaraan delegasi Indonesia meluncur memasuki kawasan Nasr City. Sabtu (12/7/2025) menjadi momen penting dalam sejarah hubungan bilateral Indonesia–Mesir, saat Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin bertemu dengan Menteri Pertahanan Mesir, Jenderal Abdel Mageed Saqr. Pertemuan tersebut menjadi penanda era baru kemitraan strategis di sektor pertahanan antara dua negara sahabat yang berbagi nilai-nilai serupa.
Di tengah dinamika geopolitik global yang kian kompleks, pertemuan tersebut bukan sekadar agenda diplomasi formal, melainkan simbol solidaritas, kepercayaan, dan cita-cita bersama membangun perdamaian serta kemandirian dunia Muslim.
Implementasi Visi Dua Kepala Negara
Pertemuan Menhan RI dan Menhan Mesir merupakan tindak lanjut konkret dari kesepakatan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi untuk memperkuat kerja sama bilateral di sektor-sektor strategis. Bidang pertahanan menjadi prioritas utama dalam kerja sama lintas kawasan ini.
Dalam diskusi hangat namun produktif, kedua menteri membahas berbagai inisiatif, di antaranya:
- Penguatan industri pertahanan nasional kedua negara
- Latihan militer bersama antar matra angkatan bersenjata
- Pertukaran personel dan pelatihan bahasa
- Kerja sama ketahanan pangan melalui pendekatan militer
Menariknya, agenda kerja sama tidak hanya membahas aspek militer, melainkan juga peran sosial prajurit dalam pembangunan nasional. Mesir, misalnya, telah menjadikan militer sebagai penggerak sektor pertanian dan perikanan—model yang juga tengah diperkuat Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Apresiasi untuk Peran Mesir dalam Krisis Palestina
Di tengah dialog strategis, Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin secara khusus menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Mesir yang telah menjadi jalur utama bantuan kemanusiaan Indonesia untuk Gaza.
“Indonesia menghormati kontribusi Mesir dalam krisis kemanusiaan di Palestina. Ini menunjukkan bahwa kekuatan militer sejati adalah kekuatan yang melindungi dan mengayomi,” ujar Sjafrie.
Sebagai bagian dari kunjungan resmi, Sjafrie juga melakukan ziarah ke Monumen Unknown Soldier Memorial dan makam Presiden Anwar Sadat. Di lokasi penuh nilai sejarah ini, Menhan RI meletakkan karangan bunga sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan Mesir, sekaligus refleksi atas pentingnya menjaga perdamaian dengan kekuatan dan keberanian.
Bentuk Working Group Pertahanan Bilateral
Kedua negara sepakat membentuk working group pertahanan sebagai wadah teknis untuk menindaklanjuti program kerja konkret. Struktur ini akan memperkuat kolaborasi dalam:
- Co-production alutsista dan pertukaran teknologi militer
- Program pelatihan dan transfer keahlian
- Dukungan untuk misi perdamaian global di bawah payung PBB
Kesepakatan ini mempertegas niat kedua negara untuk tidak hanya berbagi pengalaman, tetapi juga mengembangkan ekosistem pertahanan yang berdaya saing tinggi.
Diplomasi Hangat dalam Suasana Penuh Keakraban
Acara ditutup dengan jamuan makan siang resmi dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Pertukaran cendera mata militer menandai simbol kehormatan dan komitmen jangka panjang.
“Kami melihat Mesir sebagai mitra sejati, bukan hanya di atas kertas, tetapi dalam visi dan aksi,” tegas Menhan Sjafrie.
Sinergi Dua Kekuatan Muslim untuk Masa Depan
Pertemuan di Kairo ini merupakan bagian dari strategi pertahanan global Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, yang menempatkan diplomasi pertahanan sebagai instrumen penting membangun jejaring keamanan, solidaritas, dan kemajuan teknologi militer berbasis nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan posisi strategis Mesir di jantung Afrika–Timur Tengah dan Indonesia di Asia Tenggara, kolaborasi ini dipandang sebagai titik temu kekuatan dunia Muslim yang bersatu dalam visi damai dan kemandirian.
“Ini bukan hanya tentang kekuatan militer, tetapi tentang membangun masa depan dunia Islam yang kuat, adil, dan bermartabat,” pungkas Sjafrie. (*)