Beranda Kriminal Kronologi Kades Cahaya Bumi dan Kakaknya Dianiaya di Lempuing, OKI: Diduga Libatkan...

Kronologi Kades Cahaya Bumi dan Kakaknya Dianiaya di Lempuing, OKI: Diduga Libatkan Oknum TNI dan Petugas Keamanan Perusahaan Sawit

5
0
DIANIAYA APARAT — Kepala Desa Cahaya Bumi, Komarudin (kiri) bersama kakaknya, Zainal Abidin (kanan), saat menjalani perawatan medis usai diduga menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah petugas keamanan perusahaan sawit di Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Senin (20/10/2025). Dalam insiden tersebut, diduga terdapat oknum anggota TNI yang ikut terlibat dalam aksi penganiayaan. (Foto: Winando Davinchi/Tribun Sumsel)

Ogan Komering Ilir, cimutnews.co.id — Insiden penganiayaan yang menimpa Kepala Desa Cahaya Bumi, Komarudin, bersama kakaknya, Zainal Abidin, mengguncang warga Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Keduanya diduga menjadi korban pengeroyokan yang melibatkan puluhan petugas keamanan perusahaan sawit dan oknum anggota TNI pada Senin (20/10/2025) sore.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB di kawasan kebun sawit perusahaan yang beroperasi di wilayah Lempuing. Komarudin mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan medis bersama kakaknya setelah dikeroyok sejumlah orang yang diduga merupakan aparat keamanan perusahaan dan oknum berseragam.

Awal Mula Kejadian

Kronologi bermula ketika Komarudin menerima kabar bahwa salah seorang warganya ditangkap oleh pihak keamanan perusahaan sawit karena dituduh mencuri buah sawit. Tak hanya ditangkap, warga tersebut dikabarkan juga mendapat perlakuan kasar.

“Tadi sore kami dapat informasi dari warga, ada penangkapan warga yang dituduh mencuri sawit di perusahaan. Laporan itu menyebut warga kami dipukuli,” tutur Komarudin dengan suara lemah saat ditemui di ruang perawatan medis, Senin (20/10/2025) malam.

Mendengar kabar itu, Komarudin merasa bertanggung jawab untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Ia pun bergegas menuju lokasi kebun sawit seorang diri menggunakan sepeda motor. Setibanya di lokasi, suasana tampak tegang. Beberapa petugas keamanan terlihat berjaga, sementara warga yang ditangkap belum diketahui keadaannya.

Upaya Mediasi Berujung Kekerasan

Sebagai kepala desa, Komarudin berusaha menenangkan situasi dan menanyakan alasan penangkapan warganya. Namun, niat baik itu justru disambut dengan emosi. Diduga, sejumlah petugas keamanan dan oknum berseragam langsung melayangkan pukulan dan tendangan kepada Komarudin.

Tak lama kemudian, kakaknya, Zainal Abidin, yang mengetahui adiknya dianiaya, datang ke lokasi untuk melerai. Namun, bukannya membantu, situasi justru semakin memanas. Keduanya akhirnya menjadi sasaran amuk massa petugas di lapangan.

“Saya datang untuk menanyakan kabar warga, tapi malah dipukul ramai-ramai. Saya tidak tahu kenapa bisa sampai seperti ini,” ujar Komarudin dengan wajah lebam dan luka di beberapa bagian tubuh.

Zainal Abidin pun mengalami nasib serupa. Ia mengalami luka di bagian kepala dan tubuh akibat dipukul benda tumpul. Keduanya kemudian dievakuasi warga ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Diduga Ada Keterlibatan Oknum TNI

Informasi yang dihimpun menyebutkan, di antara para pelaku penganiayaan terdapat oknum anggota TNI yang diduga ikut terlibat dalam aksi tersebut. Warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu menyebut beberapa pelaku mengenakan seragam loreng.

“Kami melihat ada yang berseragam TNI ikut di lokasi. Kami berharap kasus ini segera diusut tuntas,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Pihak keluarga dan masyarakat Desa Cahaya Bumi berharap aparat penegak hukum, termasuk pihak Kodim dan Polres OKI, segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku agar kasus ini tidak menimbulkan keresahan lebih luas.

Respon Aparat dan Tuntutan Keadilan

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak perusahaan sawit maupun aparat keamanan terkait dugaan keterlibatan oknum TNI. Namun, peristiwa tersebut telah viral di media sosial setelah foto dan video korban beredar luas.

Masyarakat Desa Cahaya Bumi mengecam keras tindakan kekerasan terhadap kepala desa dan menuntut keadilan. Mereka menilai tindakan aparat perusahaan dan oknum berseragam itu sebagai bentuk arogansi yang tidak bisa ditolerir.

“Kami meminta keadilan. Jangan sampai hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” tegas salah satu tokoh masyarakat setempat.

Pihak kepolisian dari Polres OKI disebut telah turun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi. Sejumlah pihak juga mendesak agar dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh petugas keamanan perusahaan sawit yang bertugas di lokasi kejadian.

Desakan Transparansi dan Penegakan Hukum

Kasus penganiayaan terhadap pejabat desa ini menjadi perhatian luas di Kabupaten OKI. Banyak pihak menilai, peristiwa ini mencerminkan masih lemahnya pengawasan terhadap aktivitas keamanan perusahaan besar yang beroperasi di daerah.

Para aktivis dan pemerhati sosial meminta agar aparat penegak hukum tidak menutup-nutupi keterlibatan siapa pun, termasuk bila benar ada oknum TNI di balik peristiwa tersebut.

“Ini bukan sekadar masalah pribadi antara kades dan petugas perusahaan. Ini persoalan serius yang menyangkut wibawa pemerintah desa dan rasa keadilan masyarakat,” kata salah satu aktivis lokal.

Masyarakat berharap kasus ini menjadi momentum untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan, aparat keamanan, dan masyarakat di sekitar perkebunan sawit, agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

(red/CN)

Sumber: sumsel.tribunnews.com