Beranda Nasional Operasional KKHI Madinah Resmi Ditutup, Misi Kemanusiaan Haji 2025 Berakhir dengan Haru...

Operasional KKHI Madinah Resmi Ditutup, Misi Kemanusiaan Haji 2025 Berakhir dengan Haru dan Syukur

2
0
BERBAGI
Tepat pada Minggu (13/7/2025), misi kemanusiaan yang berlangsung selama 70 hari secara resmi ditutup, menyusul kepulangan Kloter KJT 28 ke Tanah Air pada 10 Juli, sebagai kloter terakhir yang dilayani oleh tim kesehatan Indonesia.

Madinah, cimutnews.co.id — Sinar matahari mulai meredup di Kota Nabi ketika petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) satu per satu menurunkan bendera operasional, menandai berakhirnya tugas mereka dalam melayani jemaah haji Indonesia di Tanah Suci. Tepat pada Minggu (13/7/2025), misi kemanusiaan yang berlangsung selama 70 hari secara resmi ditutup, menyusul kepulangan Kloter KJT 28 ke Tanah Air pada 10 Juli, sebagai kloter terakhir yang dilayani oleh tim kesehatan Indonesia.

Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mohammad Imran, memimpin langsung penutupan operasional KKHI Daerah Kerja (Daker) Madinah. Dengan suara bergetar, ia mengumumkan bahwa seluruh layanan kesehatan haji Indonesia di Arab Saudi resmi berhenti beroperasi.

“Hari ini adalah penutupan KKHI Daker Madinah. Dengan demikian, seluruh pelayanan kesehatan haji Indonesia di Arab Saudi resmi berhenti beroperasi,” ujar Imran.

Penurunan Angka Kematian Jadi Sorotan Positif

Di tengah momen haru, kabar baik pun mengiringi. Berdasarkan data Siskohatkes per 10 Juli 2025 pukul 16.00 WAS, jumlah jemaah wafat tercatat sebanyak 446 orang, menurun dari 461 orang pada musim haji 2024.

“Artinya, upaya preventif dan penanganan kita selama ini menunjukkan hasil yang baik,” imbuh Imran.

Bagi tim medis, capaian ini adalah hasil kerja keras lintas sektor: dari pemeriksaan awal di embarkasi, edukasi kesehatan kepada jemaah, hingga kecepatan respon di lapangan selama ibadah berlangsung.

70 Hari Pengabdian dalam Tekanan dan Tantangan

Selama operasional, tercatat 1.710 jemaah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) dengan tiga diagnosa terbanyak: pneumonia, diabetes melitus, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Sementara itu, KKHI Madinah melayani 241 jemaah, baik rawat jalan maupun rawat inap, dengan keluhan utama serupa.

Pelayanan kefarmasian juga mencatat angka tinggi: 12.396 layanan, dengan obat flu dan batuk kombinasi sebagai yang paling sering diberikan—menggambarkan tantangan cuaca dan fisik selama musim haji.

Musim haji 1446H/2025M juga diwarnai perubahan kebijakan dari otoritas Kesehatan Arab Saudi, termasuk pembatasan layanan rawat inap dan jumlah klinik sektor.

“Informasi soal ini sempat simpang siur. Bahkan, kami beberapa kali kena inspeksi mendadak saat layanan sudah berjalan,” beber Imran.

Meski demikian, tim kesehatan tetap melayani dengan maksimal. Program tanazul atau pemulangan dini jemaah karena alasan medis berjalan lancar tanpa insiden. Seluruh pasien tanazul berhasil kembali ke Tanah Air dalam kondisi aman dan terkendali.

“Ini berkat koordinasi erat antara Daker Makkah, Madinah, dan Bandara,” tambahnya.

Penghormatan dan Refleksi Spiritual

Penutupan layanan bukan sekadar prosedur administratif. Bagi para petugas kesehatan, ini adalah momen reflektif dan spiritual. Melayani tamu Allah dianggap sebagai kehormatan yang tak ternilai.

“Kalau ada kekurangan dalam pelayanan, mari kita perbanyak istighfar. Kita belajar dari semua proses ini,” ucap Imran dengan nada teduh.

Imran menyampaikan apresiasi kepada seluruh tenaga kesehatan yang terlibat—dokter, perawat, apoteker, tenaga logistik, hingga staf administratif—yang telah bekerja tanpa kenal lelah selama lebih dari dua bulan.

Ke depan, Kementerian Kesehatan akan memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan otoritas kesehatan Arab Saudi.

“Agustus nanti, perwakilan Kemenkes Arab Saudi akan datang ke Indonesia. Di sana, kita akan sampaikan semua catatan dan pengalaman untuk mempersiapkan Haji 2026,” terang Imran.

Masih Ada yang Belum Pulang

Meski operasional KKHI ditutup, sebagian tim medis masih bertugas. Tercatat masih ada 43 jemaah yang dirawat di berbagai RSAS. Tim kesehatan Indonesia akan terus melakukan visitasi hingga seluruh jemaah dinyatakan pulih dan kembali ke Tanah Air.

Penutupan layanan ini menjadi pengingat akan dedikasi dan pengabdian yang dilakukan dalam senyap, namun berdampak besar. Sebuah pengabdian dalam diam yang akan tetap hidup dalam catatan sejarah penyelenggaraan haji Indonesia.

Editor: Redaksi Cimut News
Foto: Dok. KKHI – PPIH Arab Saudi
Tags: #Haji2025 #KKHI #KesehatanHaji #IndonesiaDiTanahSuci #PelayananHaji

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here