
Kayuagung, cimutnews.co.id – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Pemkab OKI) terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di semua lapisan usia. Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Pemkab OKI resmi meluncurkan program Gebyar Sekolah Lansia “Lansia Berdaya OKI GAS” (Orang Tua berKemampuan, Ikhlas, Gembira, Aktif, dan Sehat), pada Selasa (7/10/2025).
Program inovatif ini bertujuan membentuk masyarakat lanjut usia (lansia) yang tangguh, bahagia, dan produktif, sejalan dengan visi pemerintah dalam menyongsong era aging population Indonesia.
Lansia SMART, Inspirasi untuk Semua
Sebagai bentuk penghargaan terhadap peran dan dedikasi kaum lansia, Pemkab OKI juga memberikan penghargaan Lansia SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, Bermartabat) kepada dua tokoh inspiratif: Hj. Tartila Ishak Mekki dan Hj. Idje Farida Haitami.
Keduanya dinilai konsisten dalam kiprah sosial dan pemberdayaan lansia di Kabupaten OKI.
Wakil Bupati OKI, Supriyanto, SH, menegaskan bahwa peningkatan jumlah penduduk lansia merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi pemerintah.
“Indonesia diprediksi memasuki era aging population pada 2035. Pemerintah dan masyarakat harus memastikan para lansia tetap hidup berkualitas dan produktif,” ujar Supriyanto.
Menurutnya, Sekolah Lansia menjadi solusi konkret dalam menghadapi tantangan tersebut. Melalui kegiatan pembelajaran yang terstruktur, lansia dapat mengembangkan potensi diri, memperkuat spiritualitas, memperkaya pengetahuan, serta memiliki keterampilan untuk menunjang kesejahteraan di masa tua.
“Sekolah lansia harus menjadi kegiatan yang menyenangkan, relevan, dan melahirkan lulusan yang SMART: Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat,” tegasnya.
Program “OKI GAS” Jadi Ruang Bahagia Lansia
Kepala DPPKB OKI, Zulpikar, menjelaskan bahwa program ini tidak sekadar kegiatan sosial, tetapi merupakan bentuk nyata pendampingan terhadap tujuh dimensi kehidupan lansia: spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial, vokasional, dan lingkungan.
“Kami ingin para lansia merasa dihargai, berdaya, dan bahagia. Sekolah Lansia bukan hanya tempat belajar, tapi juga ruang kebersamaan yang penuh makna,” ungkap Zulpikar.
Kegiatan belajar dilakukan dalam 12 kali pertemuan tatap muka, satu hingga dua kali setiap bulan. Materinya meliputi pemeriksaan kesehatan gratis, ceramah agama, pelatihan budidaya ikan, urban farming, hingga pelatihan usaha produktif. Seluruh rangkaian akan ditutup dengan wisuda sekolah lansia sebagai bentuk apresiasi kepada peserta.
18 Sekolah Lansia, Enam Jadi Percontohan
Hingga kini, Pemkab OKI telah membentuk 18 Sekolah Lansia di seluruh kecamatan, dengan enam sekolah percontohan di antaranya:
- Sekolah Lansia Permata Senja – Desa Pengarayan, Kec. Tanjung Lubuk
- Sekolah Lansia Mutiara Senja – Desa Ulak Ketapang, Kec. Teluk Gelam
- Sekolah Lansia Elok – Desa Pedamaran 2, Kec. Pedamaran
- Sekolah Lansia Harapan Mulya – Desa Teloko, Kec. Kayuagung
- Sekolah Lansia Sinar Harapan – Desa Terusan Laut, Kec. Sirah Pulau Padang
- Sekolah Lansia Matahari Bersinar – Desa Jejawi, Kec. Jejawi
“Enam sekolah ini akan menjadi model inspiratif untuk dikembangkan di seluruh kecamatan,” ujar Zulpikar optimistis.
Apresiasi dari BKKBN Sumsel
Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan, Evi Silviani, S.Sos., MM, turut mengapresiasi langkah progresif Pemkab OKI dalam mengembangkan sekolah lansia.
“OKI termasuk kabupaten yang paling siap menjalankan Sekolah Lansia. Ini bukan sekadar seremonial, tapi wadah pembelajaran dan pemberdayaan nyata,” ungkap Evi.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan lansia yang berdaya.
“Sekolah Lansia adalah bagian dari gerakan pembangunan keluarga. Dengan sinergi pemerintah, tenaga kesehatan, tokoh agama, dan masyarakat, kita bisa membangun lansia yang bahagia dan bermartabat,” tutupnya.
(Asep)













