
Kayuagung, CimutNews.co.id —Suasana penuh keakraban dan keceriaan mewarnai halaman Pondok Pesantren Bait Al-Qur’an Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), saat para wali santri dan dewan guru ikut ambil bagian dalam lomba masak yang digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025.

Kegiatan yang berlangsung meriah tersebut menjadi salah satu rangkaian acara spesial pesantren untuk mempererat silaturahmi antar keluarga besar Bait Al-Qur’an — mulai dari santri, wali santri, hingga para ustaz dan ustazah yang sehari-hari membimbing mereka.
Dengan semangat kebersamaan, para peserta lomba masak tampak antusias menunjukkan kreativitas mereka di dapur terbuka. Aroma bumbu masakan yang menggugah selera berpadu dengan tawa dan sorak dukungan para santri yang menyaksikan jalannya perlombaan.
Kreativitas, Kebersamaan, dan Nilai Kekeluargaan
Lomba masak ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga sarana untuk memperkuat hubungan antara pesantren dan wali santri. Suasana hangat dan penuh canda terasa di setiap sudut halaman pondok.
Beragam menu khas nusantara tersaji, mulai dari olahan tradisional hingga kreasi modern, hasil karya tangan para wali santri yang berkolaborasi dengan dewan guru. Beberapa kelompok tampak menyiapkan sambal khas, ayam goreng bumbu rempah, hingga menu sayur-mayur yang menggoda selera.
Kepala Pondok Pesantren Bait Al-Qur’an Kayuagung menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata kebersamaan yang sudah menjadi tradisi di lingkungan pesantren.
“Kami ingin Hari Santri tidak hanya diperingati dengan kegiatan formal, tetapi juga dengan acara yang menyatukan hati. Lewat lomba masak dan makan bersama, kami ingin menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan antara guru, santri, dan orang tua,” ujarnya.
Makna Hari Santri: Meneladani Perjuangan dan Menyatukan Umat
Peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh setiap 22 Oktober bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi juga momentum refleksi bagi seluruh santri di Indonesia untuk meneladani semangat perjuangan para ulama dan pejuang agama.
Di Ponpes Bait Al-Qur’an, nilai tersebut diwujudkan dalam bentuk kebersamaan. Setelah lomba masak selesai dan pemenang diumumkan, seluruh peserta — termasuk para santri — menikmati makan bersama di halaman pondok. Momen ini menjadi simbol persaudaraan yang erat dan penghormatan terhadap nilai-nilai kesederhanaan serta gotong royong yang menjadi ciri khas santri.
Suasana haru dan bahagia terlihat ketika para santri duduk berjejer rapi menikmati hidangan hasil masakan para guru dan orang tua mereka. Canda tawa dan doa bersama menambah kehangatan suasana siang itu.
“Hari Santri adalah pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan tidak hanya di medan perang, tapi juga di medan ilmu dan akhlak. Santri hari ini harus terus berperan menjaga nilai keislaman dan persatuan bangsa,” tambah salah satu ustaz pengajar.
Pesantren Sebagai Pusat Pembentukan Karakter
Pondok Pesantren Bait Al-Qur’an Kayuagung selama ini dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan yang tidak hanya fokus pada hafalan Al-Qur’an, tetapi juga pembentukan karakter dan kemandirian santri.
Melalui kegiatan seperti lomba masak dan makan bersama, nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata. Santri belajar untuk bekerja sama, menghargai orang lain, serta memahami pentingnya kebersamaan dalam mencapai tujuan.
Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi wali santri untuk lebih mengenal lingkungan tempat anak-anak mereka menuntut ilmu. Banyak di antara mereka yang mengaku bangga melihat kedisiplinan, sopan santun, dan semangat belajar para santri di pondok.
Kebersamaan yang Menginspirasi
Puncak acara ditutup dengan doa bersama untuk keberkahan dan kemajuan Pondok Pesantren Bait Al-Qur’an Kayuagung. Semua pihak berharap semangat kebersamaan dalam peringatan Hari Santri Nasional ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan Islam lainnya di Kabupaten OKI.
Dengan penuh rasa syukur, seluruh peserta meninggalkan lokasi acara dengan senyum bahagia. Lomba masak sederhana itu telah menjelma menjadi simbol kehangatan, cinta, dan kekompakan keluarga besar Bait Al-Qur’an.
Hari Santri bukan hanya tentang seragam dan upacara, tetapi tentang menyatukan hati dalam keberkahan dan rasa syukur. (Asep)













