
Kayuagung, cimutnews.co.id — Tradisi lama yang sempat hilang, kini kembali menggeliat di jantung Kota Kayuagung. Kegiatan Malam Tapai, yang dikenal sebagai pasar malam khas masyarakat Kayuagung era 1980-an, kembali dihidupkan dengan semarak pada Jumat malam (7/11/2025).
Agar kegiatan berlangsung aman dan tertib, personel gabungan Polres Ogan Komering Ilir (OKI) bersama Polsek Kayuagung diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas. Sejak kegiatan dimulai pukul 19.00 WIB hingga berakhir sekitar pukul 23.00 WIB, situasi dilaporkan aman, tertib, dan kondusif.
Lokasi kegiatan berlangsung di Kelurahan Sidakersa, Kecamatan Kayuagung, tepatnya di sepanjang jalan dari Tugu Jam (depan Gedung Kesenian) hingga ke depan Masjid Agung Sholihin — kawasan yang dikenal sebagai pusat keramaian warga setiap akhir pekan.
Malam Tapai, Tradisi Lama yang Bangkit Kembali
Kapolres OKI, AKBP Eko Rubiyanto, S.H., S.I.K., M.H., melalui Kasi Humas Polres OKI, Iptu Hendi Yusrian, yang disampaikan oleh Kasubsie Penmas Humas Polres OKI, Aipda Hadi Satrio Bangsa, menjelaskan bahwa Malam Tapai merupakan kegiatan pasar malam yang pernah populer di Kayuagung puluhan tahun silam.
“Malam Tapai adalah kegiatan pasar malam yang sempat menjadi ikon masyarakat Kayuagung pada tahun 80-an. Dulu masyarakat menjual berbagai kebutuhan pokok, makanan tradisional, hingga hasil kerajinan di sepanjang pinggiran Sungai Komering,” ujar Hadi Satrio.
Namun, lanjutnya, tradisi itu sempat menghilang karena perubahan zaman dan pola hidup masyarakat. Kini, berkat inisiatif bersama pemerintah daerah dan komunitas lokal, Malam Tapai kembali dihidupkan dengan sentuhan modern, tanpa meninggalkan nilai tradisi dan kebersamaan yang melekat di dalamnya.
Nuansa Budaya dan Ekonomi UMKM
Gelaran Malam Tapai kali ini tidak hanya sekadar pasar malam, tetapi juga menjadi ruang kreatif bagi pelaku UMKM lokal untuk menampilkan produk unggulan mereka. Puluhan stand berjajar di sepanjang area kegiatan, menampilkan berbagai jajanan khas OKI seperti tapai ketan, lemang, pindang patin, hingga aneka kue tradisional yang menggoda selera.
Selain produk kuliner, sejumlah pedagang juga menjajakan kerajinan tangan dan produk kreatif masyarakat, seperti tas anyaman, songket, hingga hasil olahan pertanian khas daerah.
Suasana semakin meriah dengan adanya panggung hiburan rakyat yang menampilkan pentas seni, musik akustik, dan tarian tradisional Kayuagung. Pengunjung dari berbagai kalangan — mulai dari anak muda hingga keluarga — tampak menikmati suasana malam sambil berbelanja dan bersantai di tepian jalan yang diterangi lampu warna-warni.
“Kegiatan ini bukan hanya hiburan, tapi juga bagian dari upaya menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. Banyak pedagang kecil yang mendapatkan keuntungan dari momentum ini,” ujar salah satu warga Sidakersa, Rini (32), yang ikut berjualan minuman ringan di lokasi acara.
Polisi Pastikan Situasi Aman dan Kondusif
Dalam pelaksanaannya, personel gabungan Polres OKI dan Polsek Kayuagung tampak sigap menjaga keamanan di seluruh area kegiatan. Pengamanan dilakukan dengan pengaturan arus lalu lintas, patroli keliling, hingga pemantauan titik-titik rawan kerumunan.
“Kami memastikan kegiatan ini berjalan lancar, aman, dan tertib. Tidak ada laporan gangguan selama acara berlangsung,” tegas Aipda Hadi Satrio.
Polisi juga tampak berinteraksi dengan masyarakat, memberikan imbauan agar tetap menjaga ketertiban, tidak parkir sembarangan, dan mengawasi anak-anak mereka selama berada di lokasi acara.
Kehadiran aparat kepolisian disambut positif oleh warga. Banyak pengunjung yang merasa nyaman menikmati kegiatan karena adanya jaminan keamanan dari petugas di lapangan.
Harapan agar Tradisi Ini Terus Hidup
Kembalinya Malam Tapai membawa nostalgia tersendiri bagi masyarakat Kayuagung. Banyak warga yang berharap kegiatan ini dapat dijadikan agenda rutin sebagai ikon wisata malam khas Kota Kayuagung. Selain memperkuat rasa kebersamaan, kegiatan semacam ini juga dinilai mampu menjadi magnet ekonomi baru di pusat kota.
“Kalau bisa diadakan rutin setiap bulan atau setiap perayaan tertentu. Selain melestarikan budaya, juga memberi ruang usaha bagi warga,” ungkap Yudi, salah satu pengunjung.
Dengan dukungan penuh dari aparat keamanan dan antusiasme masyarakat, Malam Tapai kembali menjadi simbol kehidupan sosial dan budaya yang guyub di Bumi Bende Seguguk. (Asep)













