
Bandung, cimutnews.co.id — Winger lincah Persib Bandung, Saddil Ramdani, dengan jujur mengungkapkan rasa kecewanya terhadap performanya sendiri di awal musim BRI Liga 1 2025/2026. Pemain asal Raha, Sulawesi Tenggara, itu mengaku belum tampil maksimal seperti yang diharapkan oleh pelatih, rekan setim, maupun Bobotoh.
“Terus terang, saya marah kepada diri saya sendiri, bukan kepada pelatih atau teman-teman di tim. Saya hanya merasa kecewa karena belum bisa membantu tim seperti yang saya harapkan,” ujar Saddil dengan nada reflektif.
Momen Emosional di Laga Kontra Persis Solo
Pertandingan pekan lalu melawan Persis Solo menjadi titik yang cukup emosional bagi Saddil. Dalam laga tersebut, pelatih Bojan Hodak harus menarik keluar Saddil di babak pertama setelah Luciano Guaycochea menerima kartu merah.
Kondisi bermain dengan sepuluh pemain membuat Hodak harus menyesuaikan strategi agar tim tetap seimbang, dan keputusan itu membuat Saddil menjadi pemain yang “dikorbankan” secara taktis.
Momen pergantian tersebut sempat memunculkan reaksi emosional di area bench pemain. Namun, Saddil dengan tegas menepis anggapan bahwa ia marah kepada pelatih atau rekan setim.
.Adaptasi dan Tekanan Ekspektasi di Persib
Didatangkan Persib pada awal musim 2025/2026, Saddil memang diharapkan menjadi motor serangan baru di sisi sayap. Dengan kecepatan, teknik individu, dan visi bermainnya yang tajam, pemain berusia 26 tahun itu dipercaya bisa menambah dimensi kreativitas dalam permainan Maung Bandung.
Namun, adaptasi dengan sistem permainan ala Bojan Hodak ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Saddil mengakui masih perlu waktu untuk menemukan ritme terbaiknya.
“Saya masih belajar memahami gaya bermain tim ini. Pelatih punya filosofi yang jelas, dan saya berusaha mengikuti itu sebaik mungkin. Tapi saya sadar, masih banyak yang perlu saya perbaiki,” katanya.
Di tengah tekanan besar dari publik sepak bola Bandung, Saddil tetap berusaha menjaga fokus. Ia menyadari ekspektasi tinggi Bobotoh terhadap dirinya sebagai pemain nasional yang punya jam terbang internasional.
Permintaan Maaf dan Tekad Bangkit
Sebagai bentuk tanggung jawab profesional, Saddil telah menyampaikan permintaan maaf kepada pelatih dan seluruh elemen tim Persib atas insiden emosional di laga tersebut.
“Saya sudah berbicara langsung dengan pelatih, staf, dan teman-teman di ruang ganti. Saya minta maaf karena reaksi itu muncul di depan umum. Tapi itu murni luapan perasaan saya terhadap diri sendiri,” ungkapnya.
Meski kecewa, Saddil menegaskan bahwa perasaan itu kini ia ubah menjadi bahan bakar semangat untuk bangkit dan tampil lebih baik di pertandingan berikutnya.
“Saya ingin berkembang dan memberi lebih banyak untuk tim ini. Saya tahu Persib punya standar tinggi, dan saya ingin menjadi bagian penting dari perjuangan itu,” tambahnya.
Fokus ke Laga Berikutnya
Pelatih Bojan Hodak sendiri dikabarkan sudah menerima penjelasan dari Saddil dan memaklumi situasi emosional yang terjadi di lapangan. Ia tetap memberi kepercayaan penuh kepada sang winger untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi tim.
Dengan jadwal padat di kompetisi BRI Super League 2025/2026, Saddil kini fokus memulihkan kondisi fisik dan mentalnya. Ia berharap bisa segera menunjukkan performa terbaik demi menjaga tren positif Persib di papan atas klasemen.
“Saya tahu Bobotoh selalu mendukung dan punya harapan besar. Doakan saya bisa tampil lebih baik dan bantu tim meraih hasil maksimal,” pungkasnya. (Timred/CN)













