Beranda Nusantara Telkom AI Connect Aceh Gelar Hackathon 24 Jam: Mahasiswa se-Indonesia Berinovasi Ciptakan...

Telkom AI Connect Aceh Gelar Hackathon 24 Jam: Mahasiswa se-Indonesia Berinovasi Ciptakan Solusi Ekonomi Digital Berbasis AI

6
0
Para peserta Festival Hackathon 24 Jam Telkom AI Connect Aceh tengah fokus mengembangkan aplikasi inovatif selama 24 jam penuh. (foto: Adis Antoni/cimutnews.co.id)

Banda Aceh, cimutnews.co.id – Dunia digital terus berkembang pesat, dan generasi muda kini menjadi garda terdepan dalam menciptakan solusi berbasis teknologi. Dalam semangat itulah Telkom Indonesia melalui program Telkom AI Connect Aceh berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Informatika Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar Festival Hackathon 24 Jam, sebuah ajang bergengsi yang menantang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk melahirkan inovasi berbasis Artificial Intelligence (AI).

Inovasi Digital dari Aceh untuk Indonesia

Bertempat di Telkom AI Connect Aceh, kegiatan ini menghadirkan 10 tim mahasiswa terbaik se-Indonesia yang telah lolos seleksi ketat dari 18 tim pendaftar. Dalam waktu 24 jam tanpa henti, para peserta beradu ide dan kreativitas untuk merancang satu aplikasi yang mampu menjawab permasalahan nyata di masyarakat, terutama di bidang perekonomian berbasis teknologi digital.

Menurut Jurnalis JH, Business and Community Lead Telkom AI Connect Aceh, ajang seperti ini bukan sekadar kompetisi teknologi, melainkan wadah pembentukan karakter dan pola pikir kreatif di kalangan mahasiswa.

“Tantangan seperti Hackathon ini penting diberikan kepada anak muda agar mereka terbiasa berpikir kritis, kreatif, dan fokus pada hal-hal produktif. Kami ingin melahirkan inovator yang tidak hanya mahir teknologi, tetapi juga mampu menciptakan solusi yang relevan bagi masyarakat,” ujarnya kepada cimutnews.co.id.

Belajar Berpikir Cepat di Bawah Tekanan

Sementara itu, Irfan, Ketua Panitia sekaligus mahasiswa tingkat tiga Program Studi Informatika USK, menyebut bahwa kegiatan Hackathon ini memberikan pengalaman luar biasa bagi peserta.

“Selama 24 jam penuh kami bekerja dalam tekanan waktu. Tantangannya bukan hanya membuat aplikasi, tapi bagaimana menyusun ide, mendesain, dan mengimplementasikannya menjadi solusi nyata. Ini pengalaman yang tidak bisa kami dapat di ruang kelas,” ungkapnya.

Kegiatan yang berlangsung secara offline ini menjadi bagian dari Informatics Festival Universitas Syiah Kuala, sebuah rangkaian acara tahunan yang mendorong mahasiswa untuk mengasah kreativitas dan kemampuan praktis di bidang informatika.

Kolaborasi Akademisi, Praktisi, dan Pemerintah

Proses seleksi peserta dilakukan dengan ketat oleh dewan juri yang terdiri dari unsur pemerintah, praktisi industri, dan akademisi. Dari 18 tim yang mendaftar, hanya 10 yang berhak maju ke babak final berdasarkan proposal dan desain aplikasi yang diajukan.

Adapun peserta berasal dari enam perguruan tinggi ternama, yakni Universitas Syiah Kuala (USK), UIN Ar-Raniry (UINAR), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Bina Nusantara (BINUS) Bandung, Politeknik Bandung, dan Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh.

Kehadiran mahasiswa dari berbagai daerah ini menjadikan Aceh sebagai pusat kolaborasi teknologi nasional yang mempertemukan ide-ide segar dan semangat muda untuk membangun Indonesia digital.

Inovasi yang Menginspirasi

Dari kompetisi yang berlangsung ketat tersebut, Tim DagangCerdas dari Universitas Sumatera Utara (USU) berhasil keluar sebagai Juara Pertama. Mereka menghadirkan aplikasi pencatatan transaksi keuangan berbasis AI yang mampu menganalisis data keuangan dan memberikan rekomendasi bisnis layaknya virtual assistant bagi pelaku UMKM.

“Kami ingin membantu pelaku usaha mikro agar bisa memahami kondisi keuangan mereka secara lebih mudah melalui teknologi AI. Solusi ini diharapkan dapat membantu bisnis kecil untuk tumbuh lebih cepat,” ujar perwakilan Tim DagangCerdas usai menerima penghargaan.

Sedangkan Juara Kedua diraih oleh tim dari Universitas Bina Nusantara (BINUS) Bandung dengan aplikasi TemanUsaha, sebuah platform pintar yang membantu pelaku UMKM di bidang jasa untuk mempromosikan layanan mereka secara lokal. Teknologi AI yang diterapkan memungkinkan pengguna menemukan jasa sesuai kebutuhan dengan cepat dan efisien.

Membangun Ekosistem Digital Aceh

Telkom AI Connect Aceh berharap kegiatan seperti Hackathon ini dapat menjadi langkah awal membangun ekosistem inovasi digital di Aceh, sekaligus membuka jalan bagi generasi muda untuk terlibat aktif dalam transformasi ekonomi nasional berbasis teknologi.

“Kami ingin menjadikan Aceh sebagai salah satu pusat inovasi digital di Sumatera. Dengan kolaborasi antara industri dan kampus, kita bisa mencetak talenta digital unggul yang berdaya saing global,” tutup Jurnalis JH.

Festival Hackathon 24 Jam ini menjadi bukti nyata bahwa energi muda dan teknologi AI mampu bersinergi untuk menciptakan solusi yang berdampak luas bagi masyarakat. Dari Aceh, semangat inovasi itu kini mengalir ke seluruh penjuru negeri. (Adis)