Beranda Palembang Tiga Pejabat Banyuasin Paparkan Gagasan Inovatif untuk Mendorong Efektivitas Kebijakan, Ketangguhan Bencana,...

Tiga Pejabat Banyuasin Paparkan Gagasan Inovatif untuk Mendorong Efektivitas Kebijakan, Ketangguhan Bencana, dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan

2
0
Sekda Banyuasin Ir. Erwin Ibrahim menjadi mentor pada Seminar Aksi Implementasi Proyek Perubahan Peserta PKN Tk. II Angkatan XXI Tahun 2025 di Gedung Bujang Juaro BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu (25/10/2025).

PALEMBANG, cimutnews.co.id – Komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam menciptakan aparatur yang inovatif dan adaptif terhadap perubahan kembali dibuktikan. Sekretaris Daerah Banyuasin, Ir. Erwin Ibrahim, S.T., M.M., M.B.A., IPU, Asean Eng, hadir sebagai mentor pada Seminar Aksi Implementasi Proyek Perubahan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXI Tahun 2025, yang digelar di Gedung Bujang Juaro BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu (25/10/2025).

Kegiatan ini menjadi wadah penting bagi para pejabat Banyuasin untuk menampilkan gagasan dan inovasi yang berpotensi memberi dampak nyata terhadap tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik. Dalam seminar tersebut, tiga peserta dari Kabupaten Banyuasin mempresentasikan proyek perubahan mereka yang berfokus pada peningkatan efektivitas kebijakan, penanggulangan bencana, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

Tiga Gagasan Inovatif dari Banyuasin

Peserta pertama, Bahori, A.P., M.Si, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan, Sumber Daya Manusia, dan Pelayanan Publik, mengangkat judul proyek perubahan “Optimalisasi Peran Staf Ahli dalam Efektivitas Kebijakan melalui Tim Peningkatan Kompetensi ASN Berbasis Literasi di Kabupaten Banyuasin.”
Melalui gagasan ini, Bahori berupaya menjadikan staf ahli sebagai motor penggerak kebijakan berbasis literasi dan kompetensi, agar kebijakan yang dihasilkan Pemkab Banyuasin lebih efektif, terukur, dan berbasis data.

Peserta kedua, Dr. Zazili Mustopa, S.E., M.Si, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuasin, mengusung ide “Pengelolaan Sampah Organik Menggunakan Teknologi Biowash untuk Menghasilkan Pupuk Organik.”
Gagasan ini memanfaatkan fermentasi nanas sebagai bahan utama dalam proses bioteknologi, yang mampu mengubah sampah organik menjadi pupuk ramah lingkungan. Selain mengurangi volume sampah, inovasi ini juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Sementara itu, peserta ketiga, Reza Agust Perdana, S.E., M.Si, Kepala BPBD Banyuasin, mempresentasikan proyek perubahan bertajuk “Optimalisasi Program Percepatan Respon Time Rate Penanggulangan Bencana dengan Membentuk Relawan Tangguh Bencana (Pro Tanggap).”
Program ini berfokus pada peningkatan respon cepat terhadap bencana, dengan melibatkan masyarakat melalui pembentukan relawan tangguh di setiap wilayah rawan bencana.

Sekda Banyuasin: Gagasan Harus Terukur dan Berkelanjutan

Menanggapi ketiga gagasan tersebut, Sekda Banyuasin Ir. Erwin Ibrahim memberikan pandangan dan apresiasi tinggi terhadap inovasi yang disampaikan para peserta. Ia menegaskan, setiap gagasan perubahan harus memiliki nilai keberlanjutan (sustainable), kolaboratif, akuntabel, dan implementatif, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Untuk gagasan dari Pak Bahori, saya berharap program ini bersifat visibilitas dan dapat terus berlanjut. Tidak hanya berhenti di tataran konsep, tetapi juga harus menggandeng berbagai pihak untuk menciptakan dampak yang terukur bagi peningkatan kompetensi ASN,” ujar Erwin.

Terkait proyek penanggulangan bencana, Erwin menyoroti pentingnya kesiapsiagaan daerah terhadap empat jenis bencana yang kerap melanda Banyuasin, yaitu kebakaran hutan dan lahan, angin puting beliung, banjir, serta gangguan akibat hewan liar.

“Dengan mempertimbangkan luas wilayah Banyuasin, Pemerintah harus berinovasi dalam mempercepat respon penanggulangan bencana. Kami berharap proyek Pro Tanggap ini bisa berkelanjutan, agar empat jenis bencana tersebut tidak lagi menjadi momok bagi pemerintah dan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara untuk gagasan lingkungan hidup dari Zazili, Erwin menilai inovasi pemanfaatan nanas sebagai bahan fermentasi pupuk organik merupakan langkah kreatif yang selaras dengan visi Banyuasin menuju kabupaten hijau dan berdaya guna.

“Inovasi ini luar biasa. Selain memberikan nilai tambah pada limbah nanas, juga membantu masyarakat mendapatkan pupuk organik berkualitas dari hasil fermentasi sampah. Ini sangat mendukung program Banyuasin bersih dan lestari,” tambah Erwin.

Dorong ASN Banyuasin Jadi Agen Perubahan

Melalui forum ini, Sekda Banyuasin menegaskan pentingnya menjadikan ASN sebagai agen perubahan (agent of change) yang mampu beradaptasi dengan tantangan zaman. Ia berharap, gagasan yang muncul dari proyek perubahan ini tidak hanya menjadi syarat akademik, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam kebijakan dan program nyata di lapangan.

“ASN harus menjadi pelopor perubahan. Proyek-proyek seperti ini adalah bentuk nyata bagaimana birokrasi bisa berinovasi untuk melayani masyarakat lebih baik,” tegasnya.

Dengan berbagai inovasi dan semangat kolaborasi, Kabupaten Banyuasin terus menunjukkan komitmen dalam memperkuat tata kelola pemerintahan yang efektif, responsif, dan berorientasi pada keberlanjutan. (poerba)