Beranda Musi Banyuasin Warga Muba Gelar Gerakan Kemanusiaan, Dukung Amnesti untuk Alex Noerdin: Bentuk Terima...

Warga Muba Gelar Gerakan Kemanusiaan, Dukung Amnesti untuk Alex Noerdin: Bentuk Terima Kasih atas Jasa Besarnya bagi Daerah

9
0
Masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin menggelar gerakan kemanusiaan dan penggalangan tanda tangan di Sekayu untuk mendukung Amnesti bagi mantan Gubernur Sumsel, H. Alex Noerdin, Jumat (17/10/2025).

SEKAYU, cimutnews.co.id — Dukungan terhadap mantan Gubernur Sumatera Selatan, H. Alex Noerdin, agar mendapat Amnesti dan Abolisi dari Presiden Prabowo Subianto, terus mengalir dari berbagai kalangan. Kali ini, giliran masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang kompak menggelar gerakan kemanusiaan sebagai bentuk solidaritas dan penghargaan terhadap jasa besar sosok yang pernah memimpin Muba dan Sumatera Selatan tersebut.

Gerakan yang berlangsung di Sekayu ini diinisiasi oleh warga secara spontan, tanpa instruksi dari pihak mana pun. Mereka menilai Alex Noerdin adalah tokoh yang telah banyak berjasa dalam membangun daerah, mulai dari infrastruktur hingga program sosial yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Aksi Kemanusiaan untuk Sosok yang Visioner

Salah satu koordinator pelaksana gerakan, Satoto Waliun, menjelaskan bahwa kegiatan ini akan digelar selama tiga hari, yakni pada 18–20 Oktober 2025, dengan bentuk kegiatan penggalangan tanda tangan dukungan untuk pengajuan Amnesti kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Gerakan ini muncul dari hati masyarakat. Kami prihatin melihat kondisi Pak Alex yang di usia senjanya masih tersandung masalah hukum, sementara jasanya begitu besar bagi Muba dan Sumatera Selatan,” ujar Satoto kepada wartawan, Jumat (17/10/2025).

Menurutnya, semasa menjabat sebagai Bupati Musi Banyuasin dan kemudian menjadi Gubernur Sumatera Selatan dua periode, Alex Noerdin dikenal sebagai pemimpin yang visioner, progresif, dan berdedikasi tinggi untuk masyarakat. Banyak program besar yang menjadi warisannya masih dirasakan hingga kini, seperti sekolah dan berobat gratis, pembangunan Jakabaring Sport City, serta LRT Palembang — ikon transportasi modern pertama di luar Pulau Jawa.

Dari Rasa Terima Kasih ke Gerakan Nyata

Satoto menuturkan, walaupun dirinya bukan pendukung politik Alex Noerdin maupun putranya, Dodi Reza Alex, namun fakta di lapangan membuatnya tergerak untuk ikut serta.

“Dulu saya bukan pendukung Pak Alex, tapi setelah melihat bukti nyata pembangunan yang beliau tinggalkan, saya yakin beliau sosok pemimpin yang punya visi jauh ke depan. Banyak daerah lain yang belajar dari Sumsel waktu beliau menjabat,” ujarnya.

Selain penggalangan tanda tangan, masyarakat juga membentangkan spanduk-spanduk dukungan di sejumlah titik strategis Kota Sekayu dan beberapa kecamatan. Spanduk tersebut berisi pesan kemanusiaan dan dukungan moral kepada Alex Noerdin, yang mereka sebut sebagai “Putra Terbaik Bangsa.”

Menyerukan Kemanusiaan dan Keadilan

Gerakan ini, menurut Satoto, bukan bermaksud menentang hukum atau mengintervensi proses peradilan. Melainkan sebagai seruan moral untuk mengingatkan bahwa di balik kasus hukum, ada sisi kemanusiaan dan jasa besar yang tidak boleh dilupakan.

“Kita boleh keras terhadap pelaku korupsi, tapi kita juga harus adil memanusiakan manusia. Pak Alex telah berbuat banyak untuk masyarakat, dan di masa tuanya beliau layak mendapatkan kebijaksanaan negara,” tuturnya.

Gerakan tanda tangan ini rencananya akan dikumpulkan dan diserahkan ke DPRD Musi Banyuasin sebagai bagian dari Rapat Dengar Pendapat (RDP). Setelah itu, aspirasi masyarakat ini akan diteruskan kepada Presiden Prabowo Subianto agar dapat mempertimbangkan pemberian Amnesti kepada Alex Noerdin.

Masyarakat Bergerak dari Hati

Sejumlah warga yang ikut dalam aksi menyatakan bahwa gerakan ini murni atas dasar rasa terima kasih dan kepedulian. Mereka mengingat masa kepemimpinan Alex Noerdin yang penuh dengan inovasi dan keberpihakan pada rakyat kecil.

“Waktu beliau jadi Bupati dan Gubernur, kami merasakan langsung manfaatnya. Anak-anak kami bisa sekolah gratis, layanan kesehatan mudah, dan pembangunan begitu pesat,” ujar Sutini (47), salah satu peserta penggalangan tanda tangan di kawasan Gelanggang Remaja Sekayu.

Bagi masyarakat Muba, gerakan kemanusiaan ini menjadi simbol bahwa jasa dan kebaikan tidak lekang oleh waktu. Meski kini Alex Noerdin menghadapi persoalan hukum, masyarakat ingin menunjukkan bahwa mereka tidak melupakan peran besarnya dalam membangun daerah.

Dari Muba untuk Indonesia

Dukungan masyarakat Muba untuk amnesti Alex Noerdin juga menandai tumbuhnya kesadaran sosial bahwa pembangunan bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang nilai kemanusiaan dan penghargaan atas jasa.

“Gerakan ini bukan tentang politik, tapi tentang rasa terima kasih. Kami ingin pemerintah pusat tahu bahwa masyarakat Muba tidak melupakan jasa pemimpinnya,” tutup Satoto.

Dengan semangat kemanusiaan ini, masyarakat Musi Banyuasin berharap Presiden Prabowo dapat mempertimbangkan permohonan amnesti tersebut sebagai wujud penghargaan terhadap pengabdian panjang seorang tokoh pembangunan dari Sumatera Selatan. (noto)